Kamis, 14 Maret 2013

BAB 11 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 11
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL TANAH KOTORAN AIR SENI DAN TINJA
TAHUN 1976, CAP GWEE CHE SA

Chi Hoet:
Kematian dan kelahiran adalah urusan besar di dunia dan manusia tidak lepas dari kematian dan kehidupan. Pepatah Chang Chu: SAYA SEBENARNYA TIDAK MAU LAHIR TETAPI SAYA LAHIR JUGA KE DUNIA INI, SAYA JUGA TIDAK RELA UNTUK MATI NAMUN AJAL KEMATIANPUN TIBA. Artinya kematian atau kelahiran bukan kekuasaan manusia, juga tidak bisa menentukan kelahiran atau kematian, karena manusia tidak tahu ajaran kematian dan kelahiran atau kehidupan. Lahir dari mana, setelah mati pergi kemana? Karena tidak tahu maka dikuasai oleh Yiam Wong (Raja Neraka) disebut: DITENTUKAN YIAM WONG MATINYA JAM TIGA PAGI, MAKA SULIT HIDUP SAMPAI JAM LIMA PAGI, kini sedang jumpa saatnya TIGA LAPISAN SALING MENUNJANG, jika manusia bisa mengenal ajaran kehidupan dan banyak bertapa, melatih diri, pasti bisa melewati kematian dan kelahiran serta tidak Reinkarnasi kembali, karena itu sayangilah badan sendiri, kini saatnya sadar dan tahu melatih diri masih belum terlambat. Yang Shen siap mengelilingi Alam Baka.
Yang Shen:
Ya. Guru tidak bosan-bosannya memberikan ajaran dan nasehat kepada manusia, sungguh membuat orang jadi terharu.
Chi Hoet:
Menolong manusia adalah kewajiban saya, sebagai Dewa Hoet harus menganggap menolong manusia adalah tanggung jawabNYA. Cepat naik ke atas Teratai.
Yang Shen:
Sudah duduk, boleh berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba di Tingkat Dua. Yang Shen turun.
Yang Shen:
Kenapa malam ini kita kemari lagi?
Chi Hoet:
Setelah bertemu Chu Chiang Wuang kemudian meninjau bagian Neraka.
Yang Shen:
Yiam Wong sudah keluar, mari masuk. Selamat berjumpa lagi Chu Chiang Wuang dan para pejabat.
Yiam Wong:
Tidak usah sungkan, cepat bangun dan silahkan masuk.
Chi Hoet:
Karena waktu terbatas saya pikir tidak usah ke dalam lagi dan ajak Yang Shen langsung meninjau ke tempat hukuman di Neraka ini.
Yiam Wong:
Beginipun boleh, perintah Jendral ajak Chi Hoet dan Yang Shen untuk meninjau.
Jendral:
Siap. Kalian berdua ikuti saya jalan.
Yang Shen:
Kenapa tempat ini begitu bau seperti kotoran manusia.
Jendral:
Di depan adalah NERAKA KECIL TANAH KOTORAN AIR SENI DAN TINJA, maka baunya tidak sedap, harap dimaafkan.
Yang Shen:
Baunya kian menyengat, mau bernapaspun susah. Guru, saya tidak tahan, tidak mau pergi ke sana.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, saya punya benda permata, kamu ambil ini.
Yang Shen:
Ini benda apa?
Chi Hoet:
Ini adalah KOTORAN AIR SENI DAN TINJA penyaring udara, cepat pakai, pasti terasa udara yang segar, segala baupun akan hilang.
Yang Shen:
Enak pakainya dan bau-bauan tadi sudah hilang. Oh, di depan ada sebuah papan berdiri dan tertulis: NERAKA TANAH KOTORAN AIR SENI DAN TINJA dan terdengar suara-suara jeritan serta kepala manusia terlihat, naik turun dalam air dan kedua tangannya meronta-ronta seperti sedang berenang.
Jendral:
Inilah tempatnya Neraka itu. Coba maju ke depan dan lihat.
Yang Shen:
Baiklah Guru, apakah kamu tidak mencium baunya?
Chi Hoet:
Tidak ada rasanya. Saya sudah jadi Budha. Melihat kotoran semua ini seperti tidak melihat. Cium baunya tapi tidak masuk ke hidung dan tidak seperti kamu yang masih manusia biasa, melihat dan mendengar suatu benda saja sudah tergoda.
Jendral:
Kolam yang besar. Ini tidak terlihat ujung pangkalnya seperti lautan saja, di dalam ada pria dan wanita, yang tua dan yang muda dan di dalam kolam terlihat segumpal-gumpal tinja, dan air seni berbaur menjadi satu. Mereka timbul tenggelam sambil menjerit-jerit, terbuka mulut maka tertelanlah kotoran tersebut, sungguh memuakkan. Guru, saya ingin muntah.
Chi Hoet:
Tenangkan hatimu, jangan sampai terganggu oleh pemandangan ini.
Yang Shen:
Saya sungguh tidak tahan, Jendral. Mereka berbuat dosa apa hingga dihukum kemari?
Jendral:
Semua pelacur yang dari dunia, waktu masih hidup di dunia menjual badannya demi uang kotor, atau wanaita baik-baik ditipu dan dijerumuskan ke lembah hitam untuk menjual diri, atau menghisap ganja, yang tidak punya pekerjaan tetap namun tukang menipu orang lain, yang suka melacur tidak mau menjaga badannya yang bersih, yang semasa hidupnya menjadi pengawal di masyarakat hitam dan geng suka sengaja berbuat arisan dan membawa kabur uang orang lain dengan alasan bangkrut. Pejabat yang suka korupsi dimana-mana minta bagian atau yang membangun rumah dan sengaja mengurangi bahan-bahan bangunannya, karena perbuatannya waktu masih hidup di dunia kotor atau mengisap ganja/morfin jadilah kotor mulutnya. Setelah meninggal maka dihukum kemari biar merasakan kotoran tersebut. Para Roh di Neraka ini sungguh menderita, yang dicium dan dihirup adalah bau kencing dan tinja. Mulut terbuka akan kemasukan gumpalan tinja, perutnya juga lapar dan haus, ingin makan tiada makanan, karena di dunia hanya makan makanan yang kotor dan sampai di Neraka dihukum demikian. Tinja berbaur air seni seperti tanah, makin berontak semakin tenggelam.
Yang Shen:
Sungguh kasihan. Sekarang di dunia ada bau sedikit sudah menggunakan obat untuk meghilangkan bau yang tidak sedap. Tetapi jika menggunakan uang hasil keuntungan yang tidak benar, biar badannya bagus enak dipandang namun hatinya bau seperti bau tinja, kini dihukum kemari benar-benar adil.
Chi Hoet:
Yang Shen benar ucapannya. Di setiap gedung mewah di dunia, barang-barang mewah, pakaian yang bagus-bagus, dilihat dari luar memang indah dan rapi, namun jika hatinya hanya tahu mempergunakan akal bulus untuk mendapatkan keuntungan yang besar tetapi bukan dari usaha yang benar, maka akan seperti kotoran tinja. Biar bisa senang seumur hidup akan tetapi tiba di Neraka ini, keadaannya menjadi lain. Hanya bisa makan kotoran untuk melewati hari demi hari.
Jendral:
Tidak usah kasihan pada mereka. Mereka adalah makluk yang memang bisa besar hidupnya karena makan makanan yang tidak bersih, untuk ini nasehatilah manusia di dunia, urusan apapun yang dikerjakan haruslah jujur. Jangan karena uang maka gelaplah mata hingga tega mempergunakan akal yang tidak sehat untuk mencelakakan manusia lain atau kerja pada usaha yang tidak benar, cari uang kotor, setelah mati pasti akan dikirim kemari.
Yang Shen:
Kapan para Roh dosa ini boleh bebas?
Jendral:
Ditentukan berdasarkan dosanya yang berat atau ringan, yang pasti minimal direndam sampai kulit dagingnya hancur. Setelah bebas dari hukuman baru diserahkan ke Tingkat lain untuk disidangkan lagi tentang dosa-dosa lain.
Yang Shen:
Sungguh menakutkan Neraka itu.
Chi Hoet:
Waktu sudah habis, perjalanan hari ini sampai di sini saja dulu. Yang Shen siap untuk pulang dan berterima kasih kepada Jendral atas petunjuknya dan salam untuk Yiam Wong.
Yang Shen:
Masker ini sekarang boleh dilepas ya?
Chi Hoet:
Setelah duduk di Teratai baru dilepas, kalau tidak kamu tidak akan tahan.
Yang Shen:
Saya sudah duduk.
Chi Hoet:
Sekarang boleh dilepas, berangkat pulang. Angin di Alam Baka terasa dingin, berlapis-lapis dan berbau. Wahai manusia di dunia, cepatlah melatih diri demi kabaikan agar lepas dari Neraka, hilangkan kesedihan. Vihara Shen Shien telah tiba. Yang Shen turun Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar