Kamis, 14 Maret 2013

BAB 12 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 12
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL KELAPARAN
TAHUN 1976, KAUW GWEE CHE KAUW

Chi Hoet:
Demi mengarang buku lelah kesana kemari. Karena siapa lelah demi siapa sibuk! Jalanan di dunia memang ramai dengan manusia dan mobil, tetapi ajaran kebaikan kian menipis, perbuatan jahat di duniapun kian bertambah! Jeritan dan tangisan para Roh di Neraka telah menggetarkan gunung dan bumi. Vihara Shen Shien telah menerima perintah atau Titah untuk mengarang buku : BERKELILING DI ALAM NERAKA untuk menjelaskan keadaan hukuman yang terdapat di Neraka dan nasehat ajaran kebaikan untuk menyadarkan manusia, membuka pintu hati manusia. Buku ini jangan dianggap buku yang buat bersantai saja, harap manusia bisa insyaf setelah membaca buku ini. Yang Shen siap untuk berangkat.
Yang Shen:
Saya sudah siap, Guru. Mari kita berangkat.
Chi Hoet:
Manusia bisa duduk di atas Teratai adalah perlakuan istimewa yang diberikan, harap Yang Shen menghargainya. Sudah tiba dan turunlah, hari ini kita meninjau ke NERAKA KELAPARAN.
Yang Shen:
Di daerah ini seperti dataran tandus, tidak nampak seorang manusiapun. Kita mau menuju ke arah mana?
Chi Hoet:
Tidak jauh dari sini, lewati bukit itu sudah tiba ke Neraka Kelaparan.
Yang Shen:
Tidak kelihatan orang, nah Roh masuk ke Neraka melalui jalan mana?
Chi Hoet:
Coba kamu lihat di sebelah kiri, kamu akan tahu.
Yang Shen:
Oh! Di sebelah kiri kita itu terdapat sebuah jalan kecil, di jalanan terdapat Roh yang sedang berduaan atau bertigaan. Mereka dikawal Jendral Kepala Sapi Berwajah Kuda sedang berjalan.
Chi Hoet:
Kita jalan di sebelah kiri juga, jalan bersama mereka?
Jendral:
Manusia biasa dari mana? Berani datang kemari?
Chi Hoet:
Kamu buka matamu dan lihat yang jelas, baru bisa memergokinya.
Yang Shen:
Jendral Sapi ini kelihatan jelek dan galak lagi, tangannya memegang rantai besi dan trisula besi, dia sedang menuju kemari seperti mau mengajak ribut.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, saya akan menjelaskan kepadanya.
Jendral:
Kalian berdua siapa? Cepat jawab, kalau tidak akan saya tangkap, hadapkan ke Yiam Wong.
Chi Hoet:
Jendral, kamu menjadi petugas di Alam Baka sudah berapa lama? Kenapa tidak kenal pada saya?
Jendral:
Saya menjadi petugas baru dua bulan lebih, semua disini menuruti peraturan, yang tidak memegang kartu rekomendasi semua dilarang masuk, ini adalah tugas saya.
Chi Hoet:
Saya adalah Budha Chi Kung. Yang ini adalah Yang Shen dari kota Tai Chung Vihara Shen Shien, murid Kuang Kung, menerima Titah Yang Maha Kuasa mengelilingi Alam Neraka, dibuatkan buku untuk menasehati dunia, Hari ini mau menuju ke Neraka Kelaparan, lewat disini, jika Jendral tahu kami memiliki Titah tidak boleh menghalangi, kalau tidak bisa dihukum.
Jendral:
Titah di atas bersujud menyambut, kalau begitu kamu adalah Ho Sang gila yang dijuluki Chi Kung di dunia, karena saya meninggal dunia belum lama, tidak pernah bertemu Budha Chi Kung, maka harap kamu dan Yang Shen ini sudi memaafkan kesalahan saya, jika mau ke Neraka Kelaparan, melewati bukit depan itu sudah tiba, mari saya antar.
Chi Hoet:
Boleh, Yang Shen, kita ikuti Jendral dan jalanlah.
Yang Shen:
Baik, jalanan kecil ini penuh batu-batu kecil, berlubang dalam dan penuh air lumpur, jalan diatasnya terasa sakit telapak kaki seperti ditusuk jarum, di depan nampak dua Jendral lain¸ sedang mengawal wanita yang dandanannya seperti nyonya kaya, tapi tangannya diborgol rantai besi. Dia telah berbuat dosa apa?
Chi Hoet:
Di dunia ini banyak orang yang kaya raya, kehidupannya enak, sehingga tidak menyayangi lima macam makanan, sembarangan membuang nasi maupun sayuran, karena sudah terlalu kenyang makannya, maka kini dikurung dalam Neraka Kelaparan, biar dia merasakan apa yang namanya kelaparan.
Yang Shen:
Bukit ini tidak begitu tinggi, namun pohonnya lebat, subur, tumbuh rumput-rumputan dan rotan. Keadaannya seperti bukit yang terdapat di dunia dan di dalam bukit ada sebuah jalanan yang lebarnya bisa muat tiga orang.
Chi Hoet:
Lewatlah bukit ini, coba kamu lihat di depan adalah Neraka Kelaparan, berada di bawah bukit ini.
Yang Shen:
Saya sudah melihatnya, di sekeliling bangunan dikawati, juga di atas rumah, warnanya hitam kecoklatan. Sekarang kita sudah tiba di kaki bukit.
Jendral:
Kalian tunggu disini sebentar, saya mau lapor dulu ke dalam.
Yang Shen:
Huruf NERAKA KECIL KELAPARAN dipahat di atas papan dan tidak begitu jelas, di depan pintu dijaga oleh prajurit dan jendral. Terhukum perempuan yang tadi telah masuk ke dalam dengan menunjukkan kartu rekomendasi.
Jendral:
Saya sudah lapor pada Pejabat dalam Neraka, kalian berdua ikut saya masuk ke dalam.
Pejabat:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia, kami terlambat menyambut kalian, harap memaafkan kelalaian kami.
Chi Hoet:
Oh, tidak apa-apa. Kami mau merepotkan kalian, karena Vihara Shen Shien mendapat Titah mengarang buku, maka saya mengantar Roh Yang Shen untuk meninjau keadaan supaya mendapatkan bahan-bahan di Neraka untuk menasehati dunia dan hari ini kami tiba disini berharap Pejabat bisa memberikan banyak petunjuk.
Pejabat:
Neraka kecil ini termasuk wilayah yang dikuasai TINGKAT KEDUA dan dinamakan NERAKA KELAPARAN. Saya akan mengajak Yang Shen berkeliling. Chi Hoet boleh istirahat sebentar disini.
Yang Shen:
Baik, saya ikut Pejabat. Barisan kurungan disini setiap kamar lebarnya hanya muat tiga dipan kecil. Setiap orang yang di dalam walaupun berpakaian bagus namun badannya kurus dan mukanyapun pucat pasi dan merintih.
Pejabat:
Mereka adalah pedagang atau pengusaha besar, waktu masih hidup di dunia, hidupnya kaya berkecukupan, boros dan royal dalam menggunakan uang tetapi terhadap pengemis atau orang miskin tidak memiliki hati yang belas kasihan. Setelah meninggal dihukum disini, saya panggilkan seorang Roh yang berdosa keluar, kamu boleh tanya pada dia.
Yang Shen:
Tuan, saya ingin tanya kenapa kamu dihukum kemari?
Roh Pria:
Waktu hidup di dunia, saya memiliki pabrik karena usaha saya lancar, maka banyak untung. Karena hubungan dagang tiap hari ke restoran, rumah makan sudah seperti dapur di rumah sendiri, bermain, minum bersenang-senang. Sekali makan bisa menghabiskan uang puluhan ribu tetapi sayang, sebaliknya terhadap karyawan sendiri, selain tidak memperhatikan kesejahteraan pekerja, gajinya juga kecil, tidak saya naikkan. Merasa sayang bila memberikan uang tunjangan, sehingga karyawan mengeluh. Kalau organisasi yang datang minta sumbangan untuk kemanusiaan, paling banyak saya berikan lima ratus. Jangankan untuk berbuat amal, apabila ada pengemis minta uang atau saudara, teman-teman yang miskin ke rumah mau pinjam uang. Saya selalu pesan ke pembantu, saya tidak ada di rumah. Sebaliknya di rumah tersedia makanan yang serba mahal, tidak mau hemat sedikitpun. Di luar saya masih banyak wanita simpanan, diberikan rumah untuk ditinggalkan, satu bulan harus menanggung beberapa puluh ribu uang sebagai uang tanggungan untuk perempuan yang saya pelihara, dua tahun yang lalu saya meninggal karena penyakit darah tinggi dan dihukum kemari. Walaupun ada setelan jas tetapi tidak ada makanan enak yang bisa dimakan, dalam satu minggu hanya tersedia sekali bubur campur sayuran untuk makan, melewati tiga hari saya pingsan karena kelaparan namun disadarkan oleh Kepala Sapi Berwajah Kuda menggunakan air kembalikan Roh dan disiram ke badan, sungguh menderita dan perut saya benar-benar lapar. Kamu punya makanan apa? Tolong berikan saya makanan.
Pejabat:
Brengsek, cepat masuk! Jangan mengganggu, rasakan kamu sekarang kehidupanmu sudah cukup enak, jangan menangis disini. Coba suruh Roh dosa wanita keluar dan beritahukan kepada Yang Shen dosa apa yang telah kamu perbuat.
Roh Wanita:
Waktu di dunia saya adalah istri seorang pengusaha. Suami saya kerjanya membangun rumah sehingga menjadi kaya, dari rumah yang kecil sampai pindah ke rumah gedung, karena banyak uang, sehingga punya kebiasaan buruk. Jadi bisa main Mah Yong, siang malam berjudi terus sudah tidak memperdulikan urusan dapur, masih sering mengajak teman-teman ke night club, bergadang, makan dan bermain seumur hidup, tidak pernah sedikitpun mau hemat uang, namun terhadap pengemis maupun urusan sosial tidak pernah sedikitpun mau hemat uang. Kini meninggal, Yiam Wong tidak kasihan, menghukum saya kemari, sekarang saya sungguh kelaparan.
Yang Shen:
Roh wanita dosa ini kelaparan sampai tidak tahan, sehingga memasukkan jari tangannya ke mulut untuk digigit.
Pejabat:
Cepat masuk.
Yang Shen:
Saya mohon Pejabat memberikan penjelasan, mengapa setiap Roh yang terdapat di setiap kamar sel tidak berbeda pria maupun wanita, biar pakaian mereka bagus namun semuanya seperti pengemis di dunia, merintih di tanah, rambutnya acak-acakan dan menjulurkan tangan minta bantuan.
Pejabat:
Setiap manusia di dunia jika sembarangan membuang makanan yang asalnya ciptaan dari Langit, tidak menyayangi lima bahan makanan terlalu boros, tidak tahu hemat uang. Punya uang hanya untuk dipakai sendiri, tidak mau berikan kepada orang miskin atau menyumbang ke organisasi sosial, amal sosialnyapun sedikit atau pria yang sudah kaya meninggalkan istrinya yang tadinya sama-sama susah, sehingga punya wanita simpanan di luar atau wanita yang kini sudah terkenal, seperti penyanyi, bintang film terkenal, sehingga memandang rendah pria atau suaminya sendiri, minta cerai demi kekayaan. Bagi setiap manusia yang sudah kaya namun meninggalkan pasangan sehingga berbuat kelakuan yang tidak pantas tersebut, setelah meninggal pasti dihukum kemari, mengharapkan orang-orang yang kaya di dunia harus banyak menggunakan uang untuk membantu orang lain, jangan hidup terlalu mewah, hanya bersenang-senang. Ingatlah, setelah rezeki habis kecelakaanpun tiba, jika bisa kaya tapi jangan angkuh, lebih-lebih harus berbuat amal, sering membantu orang susah bila sedang membutuhkan atau mencetak buku amal untuk menasehati manusia, setelah meninggal selain dapat nama yang harum dan Rohnyapun bisa bebas dari segala hukuman.
Chi Hoet:
Karena waktu sudah mau habis, Yang Shen kita siap kembali.
Pejabat:
Baiklah, jika ada kekurangan harap maklum.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk Pejabat, kami mau permisi.
Chi Hoet:
Cepat naik ke Teratai, Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar