Kamis, 14 Maret 2013

BAB 23 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 23
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL MENCEKOKI OBAT
TAHUN 1977, CIA GWEE CAP KAUW

Chi Hoet:
Di dunia banyak manusia yang tega hatinya, karena suka uang demi kekayaan sehingga tidak memperdulikan prikemanusiaan, seperti salah mengobati orang-orang sebagai dukun palsu atau sengaja membuat obat palsu untuk dijual ke umum, menganggap nyawa manusia sebagai mainan. Benar-benar dosa yang besar, biarpun hukuman di dunia cukup berat, namun masih ada penjahat-penjahat yang nekat. Maka harus dihukum berat di Alam Baka. Kalau tidak percaya, saya ajakYang Shen mengelilingi Alam Baka dan buktikan yang saya katakan itu benar. Hari ini saya siap berangkat ke Alam Baka. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Hari ini kita menuju kemana?
Chi Hoet:
Ke Neraka yang di bawah kuasa Tingkat Empat, siap.
Yang Shen:
Saya sudah mantap duduk di Teratai, Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Dalam penjara Neraka di depan sudah terdengar suara rintihan dan muntahan, di atas pintu Neraka tertulis NERAKA KECIL TEMPAT CEKOKI OBAT, Jendral Sapi Berwajah Kuda sedang mengawali Roh dosa pria dan wanita masuk ke dalam. Oh, Pejabat dan Jendral sudah berada di depan pintu, tahu bahwa kita akan kemari.
Chi Hoet:
Ya, di depan para Pejabat dan Jendral sedang mau menyambut kita, cepat beri salam.
Pejabat:
Selamat datang di Neraka, Chi Hoet dan Yang Shen, kami sudah dapat surat pemberitahuan dari Yiam Wong bahwa kalian akan meninjau kemari untuk dicantumkan dalam buku agar manusia di dunia percaya keadaan Neraka. Kalian ikut saya masuk ke dalam.
Yang Shen:
Terima kasih, di samping pintu Neraka banyak terdapat bermacam-macam obat, dekati dan lihat mereknya dari bahasa Mandarin, Inggris, Jepang. Bungkusnya rapi, saya mau tanya Jendral, disini juga menjual obat-obatan, kenapa tersedia begitu banyak obat? Di toko obat dunia yang terbesarpun kalah banyak persediaannya.
Pejabat:
Neraka tidak menjual obat. Ini adalah obat palsu yang dibuat oleh manusia di dunia. Di dunia setelah tercipta satu macam benda, di Alam Baka otomatis timbul benda tersebut. Kalau membuat obat palsu hanya sebotol, di Alam Bakapun mengetahui, karena itulah barang bukti yang diciptakan di dunia tersedia disini. Tidak akan meleset sedikitpun seperti disinari matahari dan bulan. Manusia dunia harus tahu, jangan menganggap bisa berbuat kejahatan di kamar gelap, tidak tahunya disaksikan oleh Dewa dan setan dalam kegelapan. Kalau tidak begitu, mana terdapat pembalasannya? Dalam Buku Ilmu Kebatinan sudah tertulis KECELAKAAN MAUPUN KEMULIAAN TIDAK ADA PINTUNYA, NAMUN MANUSIA YANG MEMBUKA PINTUNYA, PEMBALASAN KEJAHATAN MAUPUN KEBAIKAN SEPERTI BAYANGAN YANG SELALU IKUT DI BADAN.
Chi Hoet:
Kebanyakan manusia tidak percaya ada pembalasan Karma, harus diketahui pembalasan atas perbuatan manusia selalu ada, seperti bayangan yang tetap mengikuti diri kita, jangan dikira di bawah sinar lampu akan terlihat bayangan, setelah masuk ke kamar gelap sudah hilang, bayangannya berbuat apa tidak akan diketahui orang lain. Tidak tahunya tempat gelap justru tempat kesenangan hantu, masuk perangkap sendiri mau menyalahkan siapa lagi?
Pejabat:
Silahkan kalian masuk ke dalam meninjau.
Yang Shen:
Penjara di dalam dipisahkan oleh kawat besi, bisa dilihat Roh dosa yang sedang merintih dan menjerit, prajurit Alam Baka sedang menggunakan tong yang penuh berisi cairan hitam mencekoki ke dalam mulut Roh dosa. Setiap Roh dosa berontak mau menghindari.
Chi Hoet:
Saya ajak kamu ke depan melihat Roh dosa yang tempo hari disidang oleh Yiam Wong, kini dihukum.
Pejabat:
Baik, coba kita saksikan.
Yang Shen:
Sungguh kasihan, Roh dosa ini tempo hari masih berada di ruangan Tingkat ke Empat dan wajahnya masih merah ceria. Setelah beberapa hari sudah nampak lagi, hanya terlihat di mulut, hidung dan seluruh mukanya masih penuh cairan hitam, cairan apa itu?
Pejabat:
Waktu di dunia Roh dosa ini membuat obat palsu, hingga mencelakakan banyak orang. Obat ini sungguh pahit dan beracun, setelah mati dihukum dengan dicekoki obat berwarna hitam, sampai di usus rasanya seperti dikocok, sangat sakit dan ingin muntah, tetapi tidak bisa dimuntahkan. Ini pembalasan membuat obat palsu.
Yang Shen:
Sekarang Roh dosa yang memakai jas dikotori oleh cairan hitam, cahaya kedua matanya sudah hilang.
Roh:
Minta tolong. Bikhu dan manusia dari dunia cepat tolong saya. Saya sungguh tidak tahan lagi. Kalau bisa menolong saya, dalam Kehidupan Akan Datang, saya akan jadi sapi atau anjing, mengikuti kalian sebagai imbalan atas budi kebaikan kalian. Saya masih banyak uang di dunia dan bisa suruh anak cucu saya untuk memberikannya pada kalian.
Pejabat:
Ngawur, ini adalah Chi Kung Budha, bukan Bikhu dari dunia. Kamu mau kasih uang padanya, apa gunanya? Melepaskan kamu? Cepat ceritakan perbuatanmu waktu masih hidup. Ini Yang Shen dari Vihara Shen Shien, kota Tai Chung datang kemari karena dapat Titah untuk mengarang buku amal. Kalau kamu bicara terus terang, mungkin hukumanmu akan dikurangi.
Roh:
Terima kasih, sungguh malu jika diceritakan, juga memalukan keturunan saya. Waktu masih hidup saya suka buka toko obat, berdagang obat Cina dan luar negeri. Lama kelamaan saya mendapat pengetahuan tentang obat-obatan dan ingin cepat kaya. Saya membeli satu mesin dan dengan memakai terigu dan bahan lain meniru obat-obatan luar negeri. Memalsukan bungkusannya dan menjualnya sendiri dan menjual ke toko lain, hingga mendapat banyak keuntungan. Dalam tahun baru ini saya sakit dan meninggal pada umur 52. Setelah mati, dikawal oleh Jendral Sapi Berwajah Kuda ke Panggung Cermin Dosa, terlihat jelas waktu saya masih hidup, membuat obat palsu dan menjual ke toko lain. Saya jadi ketakutan, tidak tahu bahwa di Alam Baka ada mesin yang begitu canggih, maka tidak bisa bicara apa-apa lagi. Akhirnya dikawal ke Tingkat ke Empat. Uu Kuang Wuang menghukum saya ke Neraka, dicekoki obat selama 30 tahun. Waktu dikawal kesini saya kaget, karena obat yang pernah saya palsukan berikut bungkusannya tersedia juga disini, sungguh hebat. Barang bukti komplit, saya mau omong apa? Dalam beberapa hari ini saya dicekoki obat hitam terus, sungguh tersiksa, tidak mau minum pasti dipukuli, setelah dipaksa minum, perut rasanya mau pecah dan sangat sakit, mau dimuntahkan tidak bisa, kini sangat menyesal, harap orang-orang yang satu usaha seperti saya jangan menyiru saya, supaya mereka bebas dari hukuman ini.
Pejabat:
Brengsek, kamu masih banyak melakukan kejahatan yang lain, cepat ceritakan, jangan disimpan. Kalau tidak, rasakan hukuman yang lebih berat.
Roh:
Baik, akan saya ceritakan. Supaya untung lebih besar, secara sembunyi saya menjual obat perangsang birahi kepada pemuda dan pemudi, biar mereka teler sehingga banyak menimbulkan kejadian yang menyesatkan. Saya benar-benar berdosa, masih ada satu lagi. Ada teman memberikan saya buku amal dari Vihara, supaya dibaca agar bisa berbuat kebaikan. Setelah saya baca beberapa halaman, isinya hanya ceramah Dewa, hanya orang-orang yang tolol yang mau percaya akan hal-hal demikian. Tidak tahunya setelah meninggal, Yiam Wong menambahkan hukuman lima tahun lagi atas dosa saya menghina Dewa Budha, dan membuang buku amal. Oh, manusia ini juga dari Vihara di dunia, saya sungguh tersesat, harap Chi Hoet dan Yang Shen bisa membantu saya memohon pada Pejabat Neraka agar membebaskan saya.
Yang Shen:
Guru, Roh dosa ini masih memiliki hati nurani, masih tahu Vihara, apakah boleh dosa Roh ini dringankan.
Chi Hoet:
Waktu masih hidup tidak percaya adanya Dewa Budha maupun setan, menganggap dunia sudah maju, setelah mati baru menyesal. Sekarang kamu berada di tangan Dewa atau setan mau menyesal sudah terlambat. Karena kamu sudah menceritakan dosamu dengan jujur, setelah buku Berkeliling di Alam Baka sudah jadi dan bisa menyadarkan manusia, maka jasamu bisa mengurangi dosa-dosamu.
Pejabat:
Sudah berbuat dosa harus dihukum, tidak usah banyak memohon. Walaupun kamu buat obat palsu, tidak langsung membunuh orang, namun sudah banyak mencelakakan manusia, bisa juga dianggap sudah langsung membunuh orang maka Yiam Wong menghukum berat pada kamu.
Chi Hoet:
Waktunya sudah tiba, Yang Shen siap pulang ke Vihara. Lain kali ada kesempatan meninjau lagi.
Yang Shen:
Terima kasih pejabat dan Jendral, saya mau ikut Guru, permisi.
Chi Hoet:
Cepat naik ke Teratai, siap untuk pulang.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba di Vihara, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar