Kamis, 14 Maret 2013

BAB 13 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 13
MENGUNJUNGI NAI HO CHIAO
(JEMBATAN YANG TIDAK BISA BERBUAT APA-APA) DAN
MENINJAU UU CHII IH (NERAKA MELANTAI)
TAHUN 1976, KAUW GWEE CAP KAUW

Chi Hoet:
Para murid di Vihara Shen Shien benar-benar bertapa sungguh-sungguh, benar-benar semangat yang terpuji dan kini menerima Titah untuk mengarang buku MENGELILINGI ALAM NERAKA. Giok Tee (Sang Maha Kuasa) sekali-kali memesan dan menginstruksikan agar buku ini bisa dijadikan buku yang tidak ada duanya, untuk menasehati manusia turun temurun. Maka saya sedang mengajak Yang Shen mengelilingi Neraka.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk Guru, para murid di Vihara Shen Shien sungguh mengorbankan waktu dan segala benda untuk menunjang ajaran kebaikan, mencetak buku dan menyebarkan untuk menasehati manusia di dunia. Semoga Yang Maha Kuasa mau melindungi dan mengurangi percobaan maupun melindungi mereka lepas dari segala dosa.
Chi Hoet:
Niat bertapa kebanyakan karena keadaan yang memaksa, saya akan menolongi biar mereka lancar melaksanakan niat yang benar-benar itu. Hari ini siap keliling ke Alam Baka. Yang Shen naik ke atas Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, boleh berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, turunlah
Yang Shen:
Ini tempat apa? Kenapa terdengar suara jeritan panas kesakitan tidak putus-putusnya? Di depan ada sebuah jembatan, Roh yang berada di atas pada berjatuhan ke bawah dan menjerit.
Chi Hoet:
Ini tempat NAI HO CHIAO, manusia yang telah mati dan berdosa kebanyakan harus melewati jembatan ini. Mari kita ke depan tanya Jendral agar jadi jelas.
Yang Shen:
Jembatan ini tidak henti-hentinya bergoyang seperti jembatan gantung. Di atas jembatan terlihat banyak Jendral Kepala Kerbau Berwajah Kuda, masing-masing mengawal para Roh dosa. Setelah tiba di tengah jembatan, Roh didorong ke bawah, sungguh kejam.
Jendral:
Tadi dapat surat pemberitahuan. Ti Chang Wang Pho Sat tahu bahwa Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia mau datang untuk mengarang buku buat menasehati manusia di dunia, selamat datang.
Chi Hoet:
Tidak apa. Kami hanya merepotkan kalian saja.
Jendral:
Kalian berdua ikuti saya. Saya akan antar kalian ke atas jembatan.
Yang Shen:
Saya tidak berani naik ke atas jembatan, biar saya lihat dari sini saja.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, Jendral Sapi Berwajah Kuda tidak akan mendorong kamu ke bawah.
Yang Shen:
Kalau begitu bolehlah. Namun Guru harus memegang tangan saya karena jembatan bergoyang terus, saya takut jatuh.
Chi Hoet:
Baiklah, saya memegang tangan kamu, cepat jalan.
Yang Shen:
Ai, ai! Di bawah jembatan terdapat banyak ular, ada beratus ribu ekor ular. Semua jenis ular ada di sini, sungguh menakutkan. Ada yang besarnya seperti pohon kelapa, menjulur lidahnya, terbuka mulutnya dan Roh yang jatuh ke bawah digigit hingga sakit menjerit. Kaki saya jadi lemas dan tidak berani lihat lagi. Guru, kita balik yuk!
Jendral:
Yang Shen, kamu tidak usah takut, di bawah jembatan ini disebut JURANG ULAR BERACUN, setiap orang jahat setelah mati, karena hatinya jahat penuh berbuat penipuan, demi harta keuangan, mengadu domba orang agar manusia saling membunuh, disebut Sungguh Jahat Hatinya dan semua ular beracun ini merupakan jelmaan dari hati manusia yang beracun juga. Para Roh yang tiba di jembatan ini pasti kaget dan kaki menjadi lemas, maka didoronglah mereka ke bawah oleh Jendral Sapi Berwajah kuda. Biar dimakan ular karena di bawah terdapat banyak ular. Jika ular terinjak akan berbalik menyerang manusia dan digigit lalu dimakan.
Yang Shen:
Sungguh menakutkan, melihat seekor saja sudah menakutkan, apalagi kalau melihat begitu banyak ular, bagi yang penakut tidak usah didorong oleh Jendral Sapi Berwajah Kuda. Setiba di atas jembatan itu sudah takut dan tidak bisa berbuat apa-apa hingga jatuh sendiri ke bawah.
Chi Hoet:
Kita cepat lewati jembatan ini. Hari ini begitu banyak Roh dosa pada berdesakan di atas jembatan. Setiap Roh menangis, siapa suruh mereka berbuat kejahatan waktu masih hidup. Sekarang jalanpun tidak mantap. Sehingga jatuh ke bawah digigit ular.
Yang Shen:
Sudah tiba di ujung jembatan, saya sungguh takut, begini keadaannya NAI HO CHIAO. Di atas jembatan tidak terdapat pegangan, bila melewati rasanya tangan dingin dan kakipun lemas, apalagi melihat ular-ular di bawah, bisa bikin hatiku ciut.
Chi Hoet:
Sungguh penakut, nih saya kasih tiga buah Pil Tenangkan Hati, cepat makan jangan sampai terlihat muka yang begitu pucat dan berkeringat lagi, cepat permisi pada Jendral penjaga jembatan. Kita masih mau ke tempat lain.
Yang Shen:
Banyak terima kasih pada Jendral penjaga jembatan karena waktunya terbatas tidak berani lama-lama disini.
Jendral:
Selamat jalan!
Chi Hoet:
Yang Shen cepat naik ke atas Teratai. Kita tinjau tempat lain.
Yang Shen:
Saya sudah duduk. Guru berangkatlah.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun, di depan adalah UU CHIU TI IH, Neraka yang baru didirikan di alam Neraka ini termasuk wilayah yang dikuasai TINGKAT KEDUA.
Pejabat:
Menyambut Chi Hoet dan Yang Shen dari dunia tiba disini. Tadi kami sudah terima pemberitahuan dari Yiam Wong, mengetahui maksud kedatangan kalian, silahkan masuk.
Yang Shen:
Terima kasih. Saya mau tanya Pejabat, kenapa di dalam Neraka sinar cahaya yang berwarna merah dan hijau itu suram dan terdengar jeritan kesakitan?
Chi Hoet:
Yang dihukum disini adalah para hostes (perempuan yang menemani lelaki berdansa atau menari) atau orang yang suka menari. Kita masuk lihat yang jelas. Kamu akan mengerti.
Yang Shen:
Ya, oh! Di dalam berdesakan banyak pria maupun wanita, yang tua maupun yang muda dan pakaiannya modern dan memakai jas. Wanita yang masih muda berpakaian gaun tipis yang menggairahkan. Banyak orang barat, setiap menginjak lantai menjerit-jerit dan berjingkrak-jingkrak tidak hentinya. Pejabat, itu hukuman apa?
Pejabat:
Setiap hostes yang tidak menjaga kelakuannya atau orang yang sengaja mencari kesenangan untuk menari di tempat dansa, setelah mati akan dihukum kemari, biar merasakan betapa enaknya menari tetapi disini tidak bisa mabuk kepayang lagi seperti di Alam Dunia, bersenang-senang, berdempet-dempetan dengan wanita karena tempat berdansa disini terbuat dari besi di bawahnya api menyala, masih menimbulkan cahaya merah, jika diinjak pasti kesakitan sehingga melompat-lompat dan menari seperti masih hidup di dunia, cukup buat mereka bernostalgia, tidak terlupakan sehingga kakinya melepuh dan bengkak daging-dagingnya.
Yang Shen:
Pejabat, keteranganmu sungguh masuk akal. Hidup senang berdansa, setelah meninggal dia lebih puas menari lagi, tetapi karena zaman sudah banyak berubah, menari itu bukan semuanya urusan jahat. Ada tarian yang bisa membuat kesehatan badan, jika yang suka menari dan pasti di hukum di Neraka, sepertinya tidak adil ya.
Pejabat:
Saya akan menjelaskan yang dihukum disini, tetapi bagi orang yang waktu masih hidup suka menari hanyalah alasan belaka, bukan buat kesehatan tapi karena wanita, nah yang jadi perempuan atau hostes biar dirinya dipeluk, diraba, untuk mendapatkan uang setelah berdansa, maka diajak keluar berbuat mesum atau ada pemuda yang tidak mendengarkan nasehat orang tua tidak cari tempat yang sehat untuk berolah raga, tapi suka berdansa sebagai alasan untuk bermain dengan wanita, bagi orang yang suka menari demi kesehatan tidak akan dihukum karena itu nasehatilah manusia di dunia untuk memakai uang atau kesukaan buat hiburan yang benar dan sehat. Kalau tidak niscaya akan dihukum kemari.
Yang Shen:
Kalau bilang begitu baru adil, karena sudah zaman di negara kita juga ada kegiatan latihan silat atau di negara barat juga terdapat tarian yang menyehatkan badan. Yang dihukum di Neraka adalah orang yang sengaja berolah raga namun tujuannya yang tidak sehat.
Chi Hoet:
Hari ini waktunya sudah habis, kami berdua akan pulang ke Vihara Shen Shien. Terima kasih Pejabat. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, permisi Pejabat.
Chi Hoet:
Berangkat pulang, Vihara sudah tiba. Yang Shen turun Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar