Jumat, 08 Maret 2013

BAB 4 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA

BAB 4
MELINTASI  PERBATASAN  PINTU HANTU
MENDENGAR CERAMAH  DI RUANGAN
"SEGALA  AGAMA  JADI  SATU" 
BUDHA CHI KUNG TIBA
Tahun 1976, PE GWEE JI CAP LAK
 
Chi Hoet:
Hari ini siap berangkat, Yang Shen cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Ya, saya duduk, berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, turunlah.
Yang Shen:
Di depan ada sebuah pintu kota dan di atas tertulis PINTU HANTU(KUI MEN KUAN) tiga huruf, berarti PERBATASAN PINTU HANTU ada disini, tetapi mengapa pintunya tidak terbuka hanya terdengar suara yang berisik dari dalam kota.
Chi Hoet:
Pintu Hantu sebenarnya tidak terbuka, namun manusia sendiri yang mau kemari, lihat saya kipas, akan terbuka pintunya.
Yang Shen:
Guru sungguh hebat, hanya goyangi kipas Hoet(Budha), Pintu Hantu langsung terbuka, tetapi manusia setelah mati tidak punya kipas Hoet, bagaimana bisa masuk ke dalam?
Chi Hoet:
Manusia sudah mati menjadi hantu, sudah tamat riwayatnya di dunia, sesudah datang ke sini Pintu Hantu akan terbuka, pintu di Alam Dunia sudah tertutup, namun pintu hati terbuka, itulah ajaibnya ciptaan Yang Maha Kuasa, cepat jalan, saya mau mengajak kamu ke tempat, jangan banyak mencampuri urusan lain.
Yang Shen:
Ya, tetapi dalam Pintu Hantu ini, orang begitu banyak seperti di dalam pasar dan tidak tahu mereka mau ke mana?
Chi Hoet:
Para Roh itu sedang menuju ke Neraka tingkat sepuluh untuk disidang, dikawal oleh prajurit Alam baka, hari ini kita tidak usah menyaksikan ini di sini, jalan cepat ikut saya.
Yang Shen:
Ya, jalanan ini kok tidak rata, berlubang dan turun naik, mau menuju ke mana?
Chi Hoet:
Kamu jalan dua Kilometer lagi akan tahu jelas.
Yang Shen:
Roh yang jalan di depan kita itu kenapa dikawal oleh prajurit Alam baka?
Chi Hoet:
Orang itu waktu hidup di dunia adalah pengajar agama sesat, karena tidak menyadari keagamaan yang benar, sering menghina agama yang lain, setelah meninggal akan dihukum.
Yang Shen:
Di depan ada sebaris gedung dan tertulis WAN CHIAO KUI CHUNG (Segala Agama kembali ke dasarnya), ini tempat apa?
Chi Hoet:
Inilah tempatnya, karena di dunia sekarang banyak timbul macam-macam agama. Para umatnya tidak mengerti ajaran mana yang benar, sehingga saling mengejek/menghina yang lain, hilanglah sudah arti sesungguhnya ajaran agama itu dan telah berbuat kesalahan di mulut masing-masing, setelah meninggal harus ke RUANGAN SEGALA AGAMA kembali (kembali ke dasarnya) untuk dilatih kembali, di depan sudah datang pak guru, cepat Yang Shen beri salam.
Yang Shen:
Salam, pak guru!
Pak Guru:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen, tempat kami sudah dapat pemberitahuan untuk menyambut kalian, cepat bangun.
Chi Hoet:
Hari ini saya mengajak Yang Shen kemari, harap pak guru sudi mengantarkan dan menjelaskan apa pertanyaannya.
Pak Guru:
Silahkan! Ikut saya ke dalam dan silahkan duduk.
Yang Shen:
Segala agama kembali ke dasarnya, benar-benar punya arti tapi saya kurang paham, harap guru bisa menjelaskannya.
Pak Guru:
Sekarang di dunia ada lima agama besar yaitu Budha, Kong Hu Chu, Islam, Kristen dan Hindu. Disebut ajaran agama yang besar, namun dasarnya lima agama itu dari TAO, dulu tidak ada sebutan AGAMA. Karena itu kemudian hari, Langit menurunkan para Nabi ke beberapa negara untuk mengajarkan ajaran Tuhan kepada manusia agar mengerti pelajaran kabaikan supaya manusia bisa mengingat dasarnya, sayang setelah para Nabi balik ke Langit, para umatnya terjadi perbedaan pendapat dan berpencar atau ada yang menjadi musuh, tidak menyadari sebetulnya semua ajaran agama berasal dari Langit, dasarnya sama dan asalnya dari satu keluarga. Terjadilah keributan antara umat. Masing-masing mengaku agamanya yang benar dan menghina agama lain. Maka setelah meninggal dunia. Rohnya tidak bisa sempurna hingga pada jatuh kemari. Karena Yang Maha Kuasa tidak tega mereka jadi tidak benar, maka didirikanlah ruangan ini untuk mengajarkan mereka agar memahami ajaran Maha Kuasa yang sebenarnya. Sadar dan diangkat kembali jadi umat yang benar.
Chi Hoet:
Pak guru, yang kamu jelaskan itu memang benar, tetapi Yang Shen masih belum paham, lebih baik mengajak dia meninjau ke dalam ruangan dari pada mendengar, lebih baik menyaksikan.
Pak Guru:
Baiklah, ikutilah saya.
Yang Shen:
Ruangan ini luasnya ada berapa hektar? Di dalam seperti ada kelas untuk sekolah, telah diduduki berapa puluh ribu orang yang terdiri dari macam-macam bangsa dari segala penjuru dunia seperti mau sekolah ya.
Pak Guru:
Ya, memang mau sekolah. Kalian berdua ikut saya ke depan ruangan untuk duduk mendengarkan.
Yang Shen:
Pandangan yang begitu berat, di duniapun tidak pernah terjadi. Di depan ada papan tulis dan tertera WAN CHIAO KUI CHUNG empat huruf. Seorang guru yang berkepala botak sedang maju ke depan, berpakaian seperti seorang Lama(Bikhu Tibet) dan para murid berdiri semua dan memberikan hormat, kemudian duduk lagi.
Pengajar:
Hari ini datang tamu Yang Shen dari kota Tai Chung Vihara Shen Shien. Kalian tepuk tangan sebagai tanda menyambut tamu.
Yang Shen:
Guru Chi Hoet, mereka terdiri dari macam-macam bangsa, bisa mendengarkan bahasa Mandarin apa tidak?
Chi Hoet:
Betapa besarnya dunia ini, biar berlainan bangsa, percaya pada agama karena batin, juga MANUSIA SATU HATI, setelah meninggal sifat dirinyapun menjadi murni, tidak karena berlainan bangsa lalu menjadi berlainan HATI, seperti bunyi geledek. Maka segala bangsapun akan mengetahui datangnya hujan, kini mendengar suara guru sudah mengetahui artinya. Itulah BUDHA BERCERAMAH DENGAN SATU SUARA, PARA UMATPUN MENGERTI MAKSUDNYA. Jangan banyak bertanya lagi, dengarkan.
Pengajar:
Walaupun manusia terdiri dari beberapa macam bangsa, namun satu pelajaran sifatnya, biar hidup di lain tempat setelah matipun berkumpul, biarpun manusia di dunia kulitnya berlainan warna, namun tahu makan bila lapar, tahu tidur bila malam tiba, siang berganti malam, malam berganti siang, matahari dan bulan menyinari, hujan turun membasahi bumi, semua bangsa tetap menikmati keadaan dunia ini, jadi bisa dikatakan satu hati. Namun karena kepercayaan lain-lain agama, sehingga timbul perselisihan, mengatakan dirinya yang bisa naik ke Surga, lain agama hanya ke Neraka. Sehingga Surga yang memang asalnya dijauhkan namun membuat pandangan istana di padang pasir, mengunci diri sendiri di dalamnya seperti masuk ke kandang burung yang digantung di Langit, terasa betapa dirinya tinggi menyenangkan dirinya sambil bersiul itulah Neraka yang dari Surga. Orang yang berdosa di dunia adalah kambing yang menantikan pemotongan bukanlah manusia yang telah tertolong. Coba kalian waktu hidup di dunia membicarakan bisa naik ke Surga, kenapa sekarang berada di Neraka ini? Apakah kalian berada disini adalah badan kalian sendiri? Terdapat warna kulit manusia yang hitam, putih, dan kuning, berpakaian warna-warni, hanya hati warna asalnya tidak boleh diwarnai. Jika timbul perselisihan maka rasa mengasihani akan berkurang, maka dari mana perkataan KASIH SAYANG, KEMULIAAN HATI? Matahari dan bulan tetap menyinari manusia yang baik maupun jahat, dari dulu tidak membedakan, maka tetap bersinar dari dulu sampai sekarang. Kalian harus sadar, jangan iri hati, dengki dan berselisih. Sekarang sudah waktunya pembauran segala agama kembali ke dasarnya. Kembali ke dasar ialah kembalinya hati, hati kalian semua dikumpulkan jadi satu dengan perlakuan kasih sayang, lahirlah saling membantu masing-masing agama haruslah membuka pintu lebar-lebar untuk menolong sesama biarpun berlainan Nabi, namun TUJUAN, dan HARAPAN mereka sama, agar sesama manusia bisa menjalankan kebaikan berbuat amal jasa hingga dunia ini jadi dunia yang penuh damai dan kegembiraan. Yang ditolongi oleh Nabi adalah Roh manusia maupun batin hati manusia, badan manusia tidak bisa DIA menolong, maka jika diketahui sesungguhnya batin hati, baru bisa bebas dari duniawi demikian juga dunia ini menjadi sempurna. Setiap manusia menjadi Dewa Hoet, bisa menjadi orang suci dan jika berbalik dari semua ini, niscaya akan menerima hukuman dan bereinkarnasi kembali.
Chi Hoet:
Waktu sudah tiba, coba permisi pada pak guru bila ada kesempatan akan datang kembali. Yang Shen cepat permisi pulang.
Yang Shen:
Pak guru, sungguh maaf, karena waktunya terbatas, mau pulang dulu ke Vihara dan terputus mendengarkan ceramah lagi, sungguh sayang dan mohon maaf.
Pengajar:
Tidak apa-apa, akan kami antar.
Chi Hoet:
Yang Shen cepat naik ke Teratai, hari ini setelah mendengarkan ceramah, kamu ada pendapat.
Yang Shen:
Yang dibicarakan oleh guru itu memang benar, sekarang masing-masing agama saling bertentangan, pepaya yang dijual sendiri mengatakan pepayanyalah yang manis, jika manusia dunia bisa bilang coba-coba makan, seperti kita minum, apa airnya panas atau dingin sendiri - Yang tahu makan apa yang dirasakannyalah yang kenyataan, baik buruk ditentukan oleh si pembeli, demikianlah pendapat saya.
Chi Hoet:
Manusia di dunia benar-benar keras kepala, maka sulit bisa ke Surga, para Dewa berbicara kebaikan adalah untuk menyampaikan maksud dan tujuan Yang Maha Kuasa bahwa Langit itu adil, jika kamu yang lahir di negara lain dan pasti kamu percaya pada agama negara itu. Apakah karena itu saya tidak mau lagi menolong kamu? Kalau begitu saya sudah tidak pantas disebut HOET (BUDHA) lagi berarti saya sudah MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI. Maka harapan saya manusia mau mengeluarkan HATI YANG MULIA atau MURAH HATI tinggalkan pikiran yang mau menang sendiri, kalau tidak JALANAN KAMU ke SURGA LEBARNYA HANYA LIMA METER, mana bisa muat untuk umat manusia di dunia.Baiklah Vihara sudah tiba, Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar