Kamis, 14 Maret 2013

BAB 17 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 17
BERKELILING NERAKA BAJA BESI KUPAS WAJAH
TAHUN 1976, CAP GWEE JI CAP KAUW

Chi Hoet:
Perjalanan kehidupan banyak rintangan, yang bertapa akan menghadapi cobaan yang macam-macam, siapa yang benar-benar lancar sehingga menuju ke Surga, meneguhkan kepercayaan diri sampai meninggalpun tidak menyesali berkorban demi ajaran dirinya akan sempurna, bertemu rintangan harus lebih giat, meyakinkan diri menghadapi cobaan angin setan hujan jin, biar di perjalanan banyak halangan, cabutkan pedang murni, babatkan setelah menderita siksaan lewat akan tercium wanginya bunga dari hasil sempurna. Hari ini siap berangkat lagi ke Alam Baka, bersemangatlah Yang Shen. Setelah melewati perjalanan ini sampai di ujung baru bisa disebut Pria yang Tabah.
Yang Shen:
Terima kasih atas nasehat guru, saya juga tahu sungguh berat perjalanan hidup ini, rintangan dan percobaan yang berat tetap saya akan hadapi, guru tidak usah khawatir, saya sudah duduk dengan mantap mengikuti guru berkeliling alam Neraka.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun, hari ini kita berdua meninjau NERAKA BAJA BESI MENGUPAS WAJAH.
Yang Shen:
Oh, di depan Pejabat dan Jendral sudah datang menyambut, salam jumpa para Pejabat Dewa, saya dari Vihara Shen Shien, hari ini diantar Chi Hoet kemari meninjau Neraka untuk mengisi karangan buku buat menasehati manusia, mohon Pejabat banyak memberikan bantuan.
Pejabat:
Sungguh sungkan kamu, cepat bangun, selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen, silahkan masuk.
Jendral:
Neraka ini disebut Neraka Baja Besi Mengupas Wajah, khusus menghukum manusia yang tidak tahu malu, tidak sayang dengan kulit wajah sendiri, silahkan kalian masuk
Yang Shen:
Di depan Neraka terlihat para prajurit Alam Baka sedang mengawal Roh dosa, pria dan wanita, umurnya berbeda-beda, setiap orang kelihatan ketakutan, mulai didaftar hadir di samping pintu masuk Neraka itu, kemudian dikawal masuk ke dalam.
Chi Hoet:
Jangan melihat lagi, cepat kita ikut Pejabat dan Jendral masuk ke dalam meninjau.
Yang Shen:
Ai, suara jeritan terdengar di dalam penjara, para Roh dosa diikat di tiang besi, prajurit Alam Baka yang Berkepala Sapi Berwajah Kuda sedang melaksanakan hukuman, menggunakan pisau besi atau baja mengupasi wajah orang seperti mengupasi kulit babi sehingga semua Roh dosa kesakitan dan menjerit. Di wajahnya sudah tidak terlihat apa-apa, hanya darah yang berceceran, tinggal daging di wajah, saya mau tanya Pejabat, dosa apa yang telah dibuat oleh mereka, sehingga menerima hukuman yang begini sadis.
Pejabat:
Sudah dijelaskan lebih baik suruh beberapa Roh keluar biar kamu tanya.
Yang Shen:
Begini lebih bagus ada cerita yang bisa dibuktikan.
Jendral:
Roh pria ini cepat keluar, ceritakan dosa apa yang kamu perbuat di dunia, harus cerita dengan jujur, biar Yang Shen dari dunia ini mendengarkannya.
Yang Shen:
Coba ceritakan kenapa kamu sampai dihukum kemari?
Roh:
Waktu di dunia, karena kedua orang tua saya meninggal muda sehingga saya kurang dapat pendidikan dan bekerja sebagai pembantu, merasa kerjaan berat, dipikir-pikir lebih baik jadi pengemis. Kalau satu rumah bisa dapat satu dollar, seratus rumah sudah dapat 100 dollar, bisa hidup, tidak usah bermodal, kerjaannya enak, tetapi badan saya besar dan gagah, takut orang lain tidak mau kasih uang, maka saya sengaja diet, hanya makan bubur dan minum air. Akhirnya badan saya jadi lemah, kurus dan menaburkan tanah kotor ke wajah, pakai baju yang robek, pura-pura pincang maka pergi kemana-mana untuk mengemis, bilang saya hidupnya susah, sudah tidak punya keluarga, kaki juga pincang, banyak orang melihat saya menjadi kasihan dan memberikan uang. Hasilnya satu bulan bisa mendapat empat sampai lima ribu dollar, setelah pulang ke rumah hatipun menjadi senang, gampang benar mencari mencari uang. Malam hari saya keluar memakai baju baru, makan besar, pesta dan minum atau ke tempat pelacuran cari kesenangan. Kemudian karena ingin cepat kaya, bila meminta uang satu dollar, tiga dollar tidak mau. Maunya sepuluh dolar ke atas, maka menjadi sering dimarahi orang lain atau tidak melayani saya lagi. Setelah mati dihukum Yiam Wong masuk ke Neraka, tiap hari kulit wajah saya dikupas, sangat sakit, mau menyesali sudah terlambat.
Pejabat:
Brengsek, orang ini sungguh keterlaluan, sudah di "Kehidupan Dahulu" tidak punya jasa, kini hidup di keluarga yang miskin, masih muda tenaga kuat bukan baik-baik cari kerjaan malah pura-pura cacat mengemis. Bagi orang yang pikirannya sehat, kalau bukan sungguh terpaksa, siapa mau menjadi pengemis, sudah begitu masih menghamburkan uang hasil minta-minta untuk bersenang-senang, benar-benar kurang ajar, waktu masih hidup sudah tidak tahu malu, setelah mati biar dia tidak punya muka menghadapi orang, maka dikupas kulit mukanya yang tidak tahu malu ini, cepat masuk. Saya panggil Roh lain keluar, Yang Shen boleh tanya lagi, silahkan.
Yang Shen:
Terima kasih Pejabat. Saya rasa tuan paling berumur 30 tahun, kenapa belum tua sudah meninggal dan dihukum kemari?
Roh:
Sungguh malu kalau diceritakan, saya sudah memalukan leluhur sendiri waktu berumur 17 tahun sampai 18 tahun. Waktu sekolah lanjutan atas, diajak teman sering bermain ke taman, lihat ada wanita digodain, mengucapkan kata-kata kotor sehingga sering dimarahi oleh wanita "kurang ajar, tidak tahu malu" dan lain-lain. Dimarahi, hati saya menjadi lebih senang, sering bersembunyi di jalanan gelap menggoda wanita atau dari belakang memeluk wanita dengan tiba-tiba, naik sepeda melewati wanita yang sedang berjalan kaki, memegangnya sambil lewat, juga pernah memperkosa wanita muda, walaupun tidak pernah ditangkap polisi, namun suatu ketika saya ingin jahili wanita lagi waktu naik sepeda, wanita yang jadi mangsa saya berteriak, saya kaget dan tidak hati-hati sehingga masuk ke kali dan mati. Ketemu Yiam Wong, dia marah-marah dan bilang sungguh saya ini tidak bisa tobat, maka umur saya dikurangi 10 tahun, kemudian saya dihukum kemari, sudah 5 tahun, sisa 13 tahun baru bebas karena masih ada dosa lain akan diserahkan ke tingkat lain untuk dihukum lagi. Sungguh kasihan saya ini, harap orang ini bisa memohon pada Yiam Wong untuk memaafkan dosa saya.
Pejabat:
Sungguh lancang kamu waktu hidup tidak menjaga kesopanan, mengganggu dan menggoda wanita, harus tahu urusan segala kejahatan, urusan porno yang utama jahatnya, percuma berpendidikan, memalukan orang tua. Waktu hidup tidak tahu malu, kini dapat pembalasan tentang dosa memperkosa wanita, setelah bebas dari sini kamu akan diserahkan ke tingkat lain untuk dihukum lagi, Jendral kawal masuk Roh durhaka ini.
Jendral:
Siap.
Chi Hoet:
Karena waktunya terbatas, kamu mau pulang ke Vihara, Yang Shen keluarlah
Pejabat:
Kalau ada kekurangan harap Chi Hoet dan Yang Shen maafkan.
Yang Shen:
Tidak berani malah kami berterima kasih banyak atas bantuan Pejabat dan Jendral, supaya bisa selesai tugas mengarang buku ini, permisi.
Chi Hoet:
Cepat naik ke Teratai.
Yang Shen:
Sudah duduk, guru boleh berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun dan Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar