Kamis, 02 Mei 2013

BAB 27 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 27
MENGUNJUNGI NERAKA KECIL KUMBANG BERACUN
TAHUN 1977, SA GWEE CHE LAK














Chi Hoet:
Sungguh tidak mudah bertapa hingga menjadi Dewa, apalagi mau jaga kelakuan hati ini juga sulit. Di dunia banyak Vihara, Kelenteng, Kuil atau yang lain, terpancar nama-namanya untuk membicarakan ajaran kebaikan, sembahyang kebatinan, semedi untuk ketenangan, memang tempat umum bagaikan Surga yang berada di dunia. Zaman sekarang banyak perbuatan kurang ajar yang mempergunakan nama baik Vihara, sehingga mencemar nama baik Vihara untuk cari uang. Menipu dan perbuatan yang tidak senonoh hingga mencemarkan nama baik Dewa, perbuatan dosa yang sungguh berat, tidak boleh diampuni. Hari ini saya ajak Yang Shen ke Alam Baka untuk meninjau, agar bisa menjadi cermin untuk manusia. Yang Shen siap berangkat, naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk. Hari ini kita meninjau kemana?
Chi Hoet:
Ke NERAKA KECIL KUMBANG BERACUN. Cepat tutup matamu. Siap berangkat. Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Oh, Neraka Kumbang Beracun berada di depan dan para prajurit sedang mengawal banyak sekali Roh dosa ke dalam, di jalanan mereka dicambuki hingga menangis, menyedihkan, tidak tahu dosa apa yang telah mereka lakukan.
Chi Hoet:
Mereka itu kebanyakan bisa hidup karena atas nama Dewa. Di masa hidupnya sudah terlalu kenyang makannya. Sesudah mati Rohnya harus dihukum, sebabnya dapat diketahui di dalam Neraka. Jendral dan Pejabat sudah datang menyambut kita, cepat beri salam.
Yang Shen:
Salam hormat pejabat dan para Jendral, saya adalah Yang Shen dari Tai Chung, Vihara Shen Shien terima Titah meninjau kemari untuk mengarang buku, harap banyak memberi bantuan.
Pejabat:
Tidak usah sungkan, Neraka ini termasuk kekuasaan wilayah Tingkat ke Empat, Neraka ini baru didirikan karena Roh dosa makin bertambah banyak, hingga Yin Ming Chian Chu (Penguasa Alam Baka) mendirikan Neraka baru untuk menghukum Roh dosa, silahkan masuk.
Yang Shen:
Terima kasih. Guru, saya tidak berani masuk, penuh kumbang beterbangan, badannya sebesar jempol tangan, berwarna hitam, seperti kumbang berkepala macan, menyerang dan menggigit Roh dosa sehingga pada menjerit kesakitan, mau lari tidak bisa, berdesak-desakan di sudut tembok penjara. Ada beberapa kumbang terbang menghampiri kita. Ah, lebih baik saya menghindari, kumbang berkepala macan sangat beracun, bisa mati bila disengat.
Chi Hoet:
Kenapa kamu ikut-ikutan berteriak, kumbang ini punya pikiran, tidak sembarangan menyerang orang, karena di badan Roh dosa ada hawa yang kotor, maka mereka diserang. Seperti lalat, menjauhi tempat yang bersih dan berkumpul di tempat yang kotor. Kumbang terbang menghampiri kita sebagai tanda hormat menyambut kita.
Yang Shen:
Aneh ya, seperti meriam dibunyikan membunuh, namun sebagai tanda untuk menyambut tamu agung.
Pejabat:
Silahkan masuk meninjau. Yang Shen tidak usah takut kalau kumbang sembarangan menyerang orang kami juga lari. Kumbang ini punya pikiran, hanya menyerang orang yang berbuat jahat atas nama Dewa, biar mereka tidak bisa lari lagi, kalau lari akan diserang beramai-ramai. Coba lihat badan Roh dosa banyak luka bekas sengatan, mukanya bengkak karena racun kumbang bereaksi, mereka melompat-lompat kesakitan.
Yang Shen:
Hukuman yang sadis, semua Roh dosa diserang dalam ruangan penjara yang sempit dan tidak ada pintu keluar, mau lari tidak bisa. Dosa apa yang mereka lakukan sehingga dihukum kemari?
Pejabat:
Supaya tercantum dalam buku amal, saya akan membuka pintu, suruh beberapa Roh dosa menceritakan dosanya untuk menyadarkan manusia.
Chi Hoet:
Begini lebih bagus, sekarang para pejabat di Neraka sudah tahu kami mendapat Titah untuk mengarang buku. Sebagai bahan untuk dicantumkan dalam buku. Harap para Pejabat bisa banyak memberikan bantuan.
Pejabat:
Ini memang tugas kami, saya akan melepaskan dua Roh dosa untuk menceritakan dosa-dosanya.
Yang Shen:
Saya mau tanya tuan ini waktu di dunia dosa apa yang kamu lakukan sehingga dihukum disini?
Roh:
Sungguh memalukan bila diceritakan, saya adalah seorang murid di Taiwan bagian selatan kota di Vihara Ahu. Karena sudah lama menjadi murid disana, diangkat menjadi wakil ketua Vihara. Suatu hari di Vihara diadakan kegiatan membuat Buku Amal untuk disebar ke umat, saya sibuk mencari sumbangan kemana-mana agar dapat lebih banyak tercetaknya buku untuk disebarkan. Karena saya pandai berbicara. Dalam dua bulan sudah dapat sumbangan 30.000 Dollar lebih. Saya sendiri mempunyai banyak hutang pada orang lain. Berhubung ditagih terus, uang amal sebanyak 10.000 Dollar saya pakai untuk membayar hutang dan keperluan rumah tangga, maka saya hanya serahkan pada ketua Vihara sebanyak 20.000 Dollar saja. Saya pikir tidak ada orang yang tahu, namun setelah kejadian tersebut terasa malu di hati. Menjadi tidak tenang, walaupun ada kegiatan lain di Vihara. Ketua tidak menyiarkan keserakahan saya. Tiga tahun yang lalu saya meninggal karena penyakit maag yang berat, setelah itu ditangkap oleh Jendral Sapi bermuka Kuda. Sebelum meninggal saya dimaki oleh ketua "Kamu sudah salah selangkah, hingga saat matipun kamu tetap tidak menyesal, karena sebab-sebab lain saya tidak mau membongkar urusanmu. Budha sering turun menjelma untuk memberikan ajaran yang benar, jangan melakukan kejahatan, semua ajaran sudah kamu pelajari, mengapa kamu masih lakukan itu? Kamu ini benar-benar berdosa". Setelah Roh saya tiba di Alam Baka, Yiam Wong marah, mula-mula dikawal ke panggung Cermin Dosa, terlihat jelas saya menyisihkan hasil sumbangan, sehingga saya menjadi ketakutan, kemudian saya serahkan ke Tingkat ke-Empat, dihukum UU Kuan Wuang selama 28 tahun. Tiap hari diserang kumbang beracun, seluruh badan sakit, gatal dan bengkak, mau lari tidak bisa, sungguh menyesal waktu masih menjadi murid Vihara tidak mendengar ajaran suci, biar saya hanya salah sekali sudah tidak tertolong lagi, nasehatilah murid di Vihara, harus hati-hati dalam perbuatannya, salah selangkah tidak bisa membohongi Langit. Sekarang saya benar-benar berdosa pada ketua dan umat sepintu.
Pejabat:
Kamu masuk sebagai murid di dalam pintu suci, namun tidak mendengarkan ajaran suci. Menghina kepada ketua dan murid-murid lain, sudah berbuat salah kepada Guru dan menjahati orang yang menyumbang. Jasanya tidak habis begini saja tetap dicatat, justru yang makan uang sumbangan, kejahatan yang dibuat ini menjadi dosa besar, maka bagi orang yang masuk pintu suci, segala keuangan harus jelas diserahkan untuk mengembangkan ajaran agamanya. Kalau mengotori peraturan ajaran suci akan dihukum berat di Neraka, hanya manusia yang mengecamnya.
Chi Hoet:
Para umat yang berdosa di Vihara sudah menggelapkan uang, mencemarkan nama baik Vihara, dosanya cukup berat, tidak bisa diampuni lagi. Salam pada manusia di dunia, bertapa seharusnya bersih, tidak boleh melanggar peraturan, jangan sampai dihukum ke Neraka, Reinkarnasi keempat makhluk. Mau menyesal sudah terlambat. Waktunya sudah habis, lain kali kemari lagi. Yang Shen siap untuk pulang, terima kasih atas bantuan Pejabat.
Yang Shen:
Terima kasih Pejabat dan Jendral atas dibukakannya pintu supaya kami bisa meninjau. Kami permisi.
Pejabat:
Para Jendral berbaris mengantar tamu, harap kalian kemari lagi.
Yang Shen:
Saya sudah duduk di Teratai, Guru boleh berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar