Selasa, 07 Mei 2013

BAB 33 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA




BAB 33
MENGUNJUNGI LAGI NERAKA KECIL CONGKEL HATI
TAHUN 1977, GO GWEE JI CAP KAUW













Chi Hoet:
Di dunia ada semacam manusia, dalam dirinya tidak punya keahlian apa-apa, tapi kalau melihat orang lain sukses, dia iri hati sehingga melahirkan kejahatan, mengadu domba atau mengoreksi kelemahan orang lain. Ada yang melihat agama orang lain tidak sama dengan agama kepercayaannya, maka dia bercerita, menghina orang itu. Orang bermodel begini setelah meninggal harus dihukum ke Neraka Congkel Hati. Siap berkeliling ke Alam Baka. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Di depan terlihat lagi Neraka Congkel Hati.
Chi Hoet:
Hari ini kita tidak usah merepotkan Yiam Wong lagi, langsung menuju ke Neraka agar mengirit waktu. Oh, Pejabat Neraka sudah membuka pintu menyambut kita.
Yang Shen:
Mari kita masuk.
Pejabat:
Selamat datang lagi Chi Hoet dan Yang Shen, silahkan masuk.
Yang Shen:
Hukuman di Neraka sangat menakutkan, sejak mulai Tingkat Pertama yang disaksikan di Neraka adalah pandangan yang menyeramkan. Neraka Congkel Hati lebih sadis lagi.
Pejabat:
Hati yang menentukan seseorang, Hukuman Congkel Hati sungguh sakit, hati setelah sakit atau terluka, seluruh badan terasa goncang, sakitnya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Chi Hoet:
Kita masuk ke dalam Neraka ini lagi, banyak melakukan wawancara dengan Roh dosa agar dapat bahan yang konkrit untuk dicantumkan ke dalam buku, untuk menasehati dunia.
Pejabat:
Kalian menunggu di luar penjara, saya akan ke dalam mengajak beberapa Roh keluar, perintahkan Jendral hentikan hukuman sementara, menggunakan Kipas Kembalikan Roh, biar Roh dosa dikembalikan ke asalnya.
Jendral:
Siap!
Pejabat:
Cepat, lepaskan tiga Roh dosa, bawa keluar agar menceritakan dosanya kepada Chi Hoet dan Yang Shen, untuk menasehati manusia.
Jendral:
Sudah melepaskan tiga Roh dosa, cepat ikut Pejabat keluar.
Pejabat:
Ini adalah Chi Kung Budha dan Yang Shen, cepat ceritakan perbuatan kalian, harus jujur.
Roh:
Saya dulu kerja di kantor milik pemerintah, karena saya kurang berhasil dan melihat teman sekantor naik pangkat, saya jadi iri hati, menyalahkan atasan tidak adil, ingin membalas, maka saya menggunakan kesempatan untuk mengadu pada atasan bahwa si anu sering bolos, melakukan korupsi dan lain-lain untuk menjatuhkan mereka, waktu empat tahun yang lalu saya terkena penyakit kanker paru-paru sehingga meninggal, Si Hitam dan Si Putih mengawal Roh saya ke Neraka, di Cermin Dosa terlihat waktu saya mengadukan satu kerjaan sehingga mencelakakan orang,kemudian saya diserahkan ke Tingkat Lima, disidang oleh Shen Lo Wuang, Yiam Wong marah-marah, bilang bahwa saya tidak punya keahlian bukannya tahu diri, namun iri hati pada orang lain yang pintar dan membuat rencana menjahati dia, hati saya sungguh tega, harus dihukum ke Neraka Congkel Hati, siang dan malam disiksa terus oleh prajurit Alam Baka, sungguh sakit, waktu masih hidup tidak percaya adanya Hukum Karma, sekarang mau bicara apa lagi.
Chi Hoet:
Iri pada orang lain yang lebih pintar tidak boleh, kamu telah merusak suasana kekompakan dalam pekerjaan, sungguh tidak boleh, sebagai bawahan kamu harus belajar lebih banyak agar bisa menjadi pintar, harus menghormati atasan, kalau tidak harus dicongkel hatinya, inilah akibatnya.
Pejabat:
Roh Kedua cepat ceritakan dosa yang kamu lakukan.
Roh:
Waktu di dunia saya adalah murid pengabdi Budha dan sudah menjadi Bikhu, saya hanya bersemedi dan bertapa di rumah sendiri, karena sudah banyak baca alkitab sehingga menganggap hanya ajaran Budha yang benar, ajaran agama lain tidak benar dan menyesatkan. Maka saya sering memandang rendah umat agama lain, seperti murid aliran TAO, saya bilang bahwa Dewa yang dipercaya olehnya adalah Dewa yang derajatnya rendah tidak bisa membantu manusia naik ke Surga. Kalau ada yang kasih buku amal dari Vihara saya menganggap remeh, saya bilang yang menempel di badan si pemasukan adalah setan, yang ditulis adalah hampa, palsu, jangan percaya. Seumur hidup cukup puas menghina ajaran lain, menganggap diri sendiri sudah lulus dari ajaran Budha suci nan murni, sudah mencapai kesempurnaan. Tidak tahunya setelah meninggal, tidak ada jalan ke Surga bagi saya, langsung ke Neraka dan diserahkan ke Tingkat Lima. Yiam Wong tidak senang dan memaki: "Kamu penghianat agama Budha, tidak memiliki hati yang mulia sedikitpun, walau menjadi Bikhu masih punya hati duniawi, menghina ajaran agama lain, tidakkah kamu sadar bahwa ajaran Budha sebetulnya adil, tidak membedakan umat, yang penting berbuat kebaikan, tidak berbuat kejahatan. Semua agama sama,kamu kira Budha itu sungguh jago? Nabi lain juga lihai, kenapa kamu menampar pipi orang lain? Menganggap diri lebih tinggi". Saya menyesali tingkah laku saya, sehingga menyia-nyiakan kehidupan ini.
Chi Hoet:
Kamu menutup hati Budha namun berbicara ajaran Budha, sungguh sayang, selain hatimu harus dicongkel, kemudian hari harus dihukum dicabut lidah.
Pejabat:
Roh ketiga cepat ceritakan dosamu.
Roh:
Saya sebagai perantara kemasukan di Vihara, mula-mula saya sungguh melaksanakan tugas saya, Dewa sering turun melalui badan saya untuk menulis segala ajaran kebaikan, kemudian hari karena pengurus Vihara kurang perhatian, saya berpikir kenapa saya harus begini terus, tidak ada masa depan, sehingga semangatpun pupus sudah, maka bilang pada murid yang lain, bisa menjadi perantara kemasukan itu adalah perbuatan manusia, hanya berpura-pura menulis segala ajaran yang palsu, kalian jangan percaya lagi. Para murid setelah mendengar omongan saya, menjadi malas semuanya, tidak datang ke Vihara lagi untuk bersembahyang, bersemedi demi kebaikan lagi. Sayapun meninggalkan tugas saya. Tujuh tahun kemudian saya meninggal, Roh saya dikawal sampai Tingkat ke-Lima. Yiam Wong memaki:"Kamu sebagai perantara kemasukan, walaupun tidak dihiraukan oleh pengurus tetapi jangan menghina ajaran tersebut. Kamu sudah berdosa harus dihukum ke Neraka Congkel Hati selam 15 tahun untuk memperbaiki hati yang menghina Dewa. Kemudian akan diserahkan ke tingkat lain."
Chi Hoet:
Sebagai perantara kemasukan di Vihara artinya mewakili Dewa manusia di dunia, tidak boleh menghina, menghina akan berdosa besar. Kemasukan Dewa untuk menasehati dunia adalah pekerjaan yang ikut melaksanakan keinginan Langit untuk menolong sesama harus diizinkan oleh Yang Maha Kuasa baru Vihara boleh membuka pekerjaan tersebut, yang menghina sama juga menentang Langit pasti dihukum. Waktu sudah tiba, Yang Shen siap untuk pulang.
Yang Shen:
Terima kasih atas bantuan Pejabat dan Jendral, permisi.
Chi Hoet:
Sangat penting meninjau Neraka Congkel Hati, lain kali pasti meninjau lagi.
Yang Shen:
Saya sudah mantap duduk di Teratai. Silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar