Selasa, 07 Mei 2013

BAB 31 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA


BAB 31
MENGUNJUNGI TINGKAT KE-LIMA MENDENGAR TENTANG MEMBELAH DADA AMBIL HATI
TAHUN 1977, SI GWEE JI CAP KAUW


Chi Hoet:
Tempo hari saya ada sedikit urusan, hingga Dewa Yo Chian menggantikan saya untuk menemani Yang Shen keliling Alam Baka. Dewa Yo bertemu dan ke Tingkat ke-Lima, saling bercanda juga membicarakan ajaran dan mengharapkan manusia di dunia, jika baca buku kitab harus memahami artinya, jangan hanya sekedar membaca seperti makan buah-buahan tetapi harus makan isinya. Kalau menggigit kulitnya tidak akan tahu rasa nikmat dari buah itu. Hari ini siap mengelilingi Alam Baka. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, Guru. Tempo hari kamu pernah cerita bahwa Dewa bisa berubah menjadi banyak, kok tempo hari kamu jadi hilang kemana?
Chi Hoet:
Ha ha ha, saya tidak hilang. Hanya sengaja mengundang Dewa Yo Chian sebagai bintang tamu, beginikan bisa menyemangatkan para murid. Waktu sudah tiba, siap berangkat.
Yang Shen:
Saya sudah duduk mantap, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Tingkat ke-Lima sudah tiba, cepat turun. Yiam Wong dan Pejabat sudah menunggu untuk menyambut kita. Cepat beri salam.
Yang Shen:
Salam berjumpa lagi Yiam Wong dan Pejabat, hari ini saya ikut Chi Hoet kemari untuk meninjau, harap banyak memberikan bantuan.
Yiam Wong:
Yang Shen cepat bangun, selamat datang kamu dan Chi Hoet ke Istana ini, silahkan masuk ke dalam dan mengobrol.
Chi Hoet:
Kami atas Titah mengarang buku, kali ini meninjau ke Tingkat ke-Lima, tugasnya sudah selesai setengah, harap Yiam Wong memberikan bantuan, agar tugas suci bisa cepat selesai dengan lancar untuk mengembangkan Sinar Kebaikan.
Yiam Wong:
Ya, dunia jaman sekarang cukup maju dan hati manusia jadi angkuh, pelajaran agama pun dijauhi, masih lumayan kalau di Taiwan ada banyak didirikan Vihara, untuk mengembangkan ajaran kebaikan mengikuti kamauan Langit hingga banyak menolong manusia di dunia ini. Di antaranya Vihara Shen Shien yang paling maju di depan dan banyak berhasil hingga Giok Tee menurunkan Titah untuk mengarang buku Mengelilingi Alam Neraka. Mulai tahun 1976, Pe Gwee Cap Go di Alam Baka Sepuluh Tingkatan mendapat Titah mengetahui hal ini. Setelah ditunggu cukup lama baru kalian tiba. Sekarang istirahat dulu dan mengobrol.
Yang Shen:
Terima kasih atas jamuan Yiam Wong. Di luar Istana, Roh dosa penuh sesak, tiap wajah nampak tidak ceria dan ketakutan, ada yang melihat kemari.
Chi Hoet:
Yiam Wong Tingkat ke-Lima sering terdengar di dunia, kamu tegas tidak kenal ampun, hukuman yang terdapat disini juga berat, Roh dosa mungkin sudah tahu, maka mereka ketakutan.
Yiam Wong:
Kalian berdua cepat ke dalam ruangan.
Yang Shen:
Terima Kasih.
Yiam Wong:
Silahkan duduk, perintahkan Pejabat tuang Teh Dewa.
Pejabat:
Siap, sudah tuang Teh Dewa. Silahkan ketua maupun kalian minum, tidak usah sungkan.
Yang Shen:
Saya sedang haus, coba cicipi. Wah, sungguh wangi, cocok dengan selera saya.
Yiam Wong:
Saya paling senang minum Kepala Dingin Kwan Im Besi.
Chi Hoet:
Dalam bahasa Yiam Wong terdapat maksud lain, apakah Yang Shen mengerti?
Yang Shen:
Yiam Wong Tingkat ke-Lima di dunia dijuluki PAO KUNG benar lain dari pada yang lain. Kepala Dingin artinya wajah tegas, Kwan Im Besi disebut hati keras tidak kenal ampun. Ini memang sifatnya Pao Kung.
Yiam Wong:
Ha ha, tidak cuma-cuma tinta suci dari Vihara Shen Shien, dasar TAO-nya mantap. Cerdas, bisa tepat menebak maksud bahasa saya.
Yang Shen:
Itu hanya kebetulan.
Yiam Wong:
Hari ini kalian berdua tiba di Istana ini saya sungguh senang, panas dinginnya situasi dunia, manusialah yang di dalam masyarakat itu, cari nama kedudukan sehingga mengabaikan citra kemanusiaan, dimana-mana terlihat pandangan saling berlomba dan bersaingan. Kamu menipu sayapun berbohong, demi memajukan usaha diadakan kegiatan yang menyesatkan, memancing langganan dengan menggunakan muslihat wanita cantik atau cara lain yang bisa merusak moral sebagai manusia, siang dan malam ditinjau oleh Alam Baka yang tercatat banyak terdapat hal-hal yang sungguh terjadi seperti di atas, manusia sekarang moralnya bejat, tempat pelacuran senang dikunjungi oleh pria, wanita menjual diri setiap hari bertambah, dosa bertambah terus, saya sebagai pengurus Tingkat ke-Lima tidak kenal ampun, setiap Roh dosa yang diserahkan kemari pasti ketakutan, nasehatilah manusia di dunia, cepat insyaf, rubahlah sikap, cari ajaran yang benar, kalau tidak, tiba disini akan merasakan ketegasan saya. Istana ini boleh disebut Neraka Besar Berjeritan karena setiap Roh yang dihukum kemari pasti menjerit kesakitan, apalagi Neraka ke-16, Belah Dada Ambil Hati khusus menghukum hati manusia yang jahat, hati yang miring, hati yang beracun, hati yang sadis, hati yang benci, hati binatang, hati yang bejat, hati yang mementingkan diri sendiri, hati anjing, hati yang tidak bermoral atau hati yang jahat lainnya. Saya akan memerintahkan Jendral membelah dadanya mengambil hatinya, hukuman ini sadis, bukan saya tega, namun manusia yang terlalu jahat sehingga dihukum demikian. Karena waktu sudah tiba, lain hari kalian berdua bisa menyaksikannya.
Chi Hoet:
Ya, sudah tiba saatnya kita pulang ke Vihara.
Yang Shen:
Terima kasih atas jamuan dan nasehat Yiam Wong, kami permisi Yiam Wong dan para Pejabat Dewa.
Yiam Wong:
Para Pejabat dan Jendral berbaris mengantar tamu.
Chi Hoet:
Terima kasih, selamat tinggal. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien, sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar