Selasa, 07 Mei 2013

BAB 59 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA


BAB 59
MENGUNJUNGI DAERAH PENDUDUK BIASA
TAHUN 1978, LAK GWEE CHE KAUW












Chi Hoet:
Di dunia ratusan usaha bersaing, di Alam Baka biarpun di bawah sinar bintang-bintang juga penuh suasana berusaha, belum bisa menghilangkan perasaan duniawinya, di Alam Bakapun mengadakan kegiatan. Coba kamu pikir aneh tidak. Hari ini saya mengajak kamu meninjau ke DAERAH PENDUDUK BIASA, kamu akan menyaksikan sendiri, Yang Shen naik ke Teratai, sudah tiba cepat turun.
Yang Shen:
Dalam kota ini sungguh ramai suasananya, begitu banyak Roh mondar-mandir, mereka banyak tersenyum, tidak terlihat prajurit Alam Baka yang mengawasi mereka, sungguh bebas, di atas pintu kota tertulis DAERAH PENDUDUK BIASA, bagaimana keadaan di dalam kota ini?
Chi Hoet:
DAERAH PENDUDUK BIASA ialah DAERAH ROH BIASA, setiap Roh disini adalah manusia yang setelah meninggal dirinya seimbang dengan kelakuannya, karena hubungan dengan manusia di dunia tidak terdapat sangkut pautnya lagi, maka tidak usah Reinkarnasi, didaftar dan menetap di Daerah Penduduk Biasa, dalam kota ini boleh bebas melakukan kegiatan bertani atau berdagang, seperti yang pernah dilakukannya waktu masih hidup di dunia, namun disini diutamakan sebagai petani dan pedagang, harus berdikari, tidak seperti keadaan di dunia yang sudah begitu maju, tidak usah capai-capai bekerja, namun disini harus mengandalkan kedua tangan untuk bekerja untuk menghidupi dirinya, mari kita masuk ke dalam.
Jendral:
Dewa dari mana, sembarangan masuk kemari?
Chi Hoet:
Saya Chi Kung Budha atas Titah mengajak orang dari dunia mau meninjau kemari untuk dicantumkan dalam buku.
Jendral:
Keadaan disini mana boleh dibocorkan.
Chi Hoet:
Ini Titahnya, cepat lapor ke dalam.
Jendral:
Harap Chi Hoet mengampuni, sekarang saya mau melapor.
Kepala Daerah:
Harap Chi Hoet memaafkan dan Yang Shen memaklumi, karena Jendral tidak kenal, tidak tahu kalian yang datang, harap mengampuni dia.
Chi Hoet:
Karena tidak memberitahu dulu, mohon jangan menyalahkan.
Kepala Daerah:
Silahkan masuk.
Yang Shen:
Di dalam daerah ini banyak didirikan rumah-rumah, semua terbuat dari kayu tidak seperti gedung bertingkat yang ada di dunia.
Kepala Daerah:
Karena Roh yang mengisi di dalamnya, sifatnya kayu dan tanah bergabung, Roh tinggal di rumah kayu lebih cocok.
Yang Shen:
Ada toko minuman, juga ada toko makanan, warung dan sebagainya, keadaanya sama dengan di dunia, hanya disini terdapat Roh yang gondrong, juga rambutnya ada yang rambutnya berkepang, berpakaian zaman kuno, apa sebabnya?
Kepala Daerah:
Di dalam daerah ini terdapat Roh yang berbeda zaman dinastinya, karena sudah kebiasaan dengan kehidupan mereka, maka kamu merasa aneh melihat keadaan ini, mari saya ajak kamu melihat cara bertani di luar kota ini.
Chi Hoet:
Biar sudah beda alamnya, karena pikirannya sama, apa yang dikerjakan waktu masih hidup, sekarang melakukan kembali disini.
Yang Shen:
Ladang yang ada di luar kota ini banyak orang sedang bertani, mereka menggunakan kedua tangannya bercocok tanam, tidak ada sapi maupun mesin traktor yang membantu.
Kepala Daerah:
Setelah meninggal tidak bisa bersenang-senang seperti waktu masih hidup di dunia, harus menggunakan kedua tangannya.
Yang Shen:
Bagaimana kehidupan sehari-hari mereka ini?
Kepala Daerah:
Sama seperti di dunia, kehidupannya teratur, makannya juga tiga kali sehari, karena rohaninya masih memikirkan nafsu birahi, maka disinipun ada perkawinan, biar pekerjaannya memang capai, namun lama-kelamaan menjadi biasa.
Yang Shen:
Apakah mereka selamanya tinggal dan bekerja disini?
Kepala Daerah:
Tidak, mereka juga ada batas umurnya, setelah waktunya tiba, dirinya akan pensiun dan Reinkarnasi kembali ke dunia.
Yang Shen:
Apakah uang-uang kertas, pakaian serta uang emas, perak dan barang-barang sembahyang yang sudah dibakar dari dunia, apakah mereka menerima atau tidak?
Kepala Daerah:
Pertanyaan ini memang sering diributkan di dunia, saya akan menjelaskan. Setelah leluhur manusia meninggal ada yang membakar uang kertas, emas, perak dan lain-lain, maksudnya supaya bisa dipakai oleh leluhur mereka, namun tidak tahunya kebanyakan manusia yang sudah meninggal itu kini sebagai terhukum di Alam Baka, mana bisa menerima uang tersebut, ada pepatah "JIKA NASIB SUDAH TIBA, TANAHPUN MENJADI EMAS". Contohnya di dunia, di kota ini setiap meter tanah bisa berubah mendatangkan uang, juga mahal lagi, maka tanah bisa berubah menjadi emas memang kenyataan. Tentang uang kertas, uang emas, setelah dibakar akan menjadi abu juga, kembali ditanam dalam tanah diartikan tanah melahirkan emas, ini terjadi di rangkapan lahir dan menentang dalam pelajaran Panca Lima itu, kertas dibakar oleh api menjadi abu, namun bila emasnya tidak hilang, kini abunya ditanam ke dalam tanah dan dibasahi oleh hawa air, terjadilah hawa Panca Lima itu, hawa inilah yang diterima oleh Roh leluhur itu, setelah uang kertas, emas, perak dibakar oleh anak cucunya, seperti manusia yang sudah mendapatkan vitamin bisa menambahkan kehidupannya.
Yang Shen:
Kenapa ada juga leluhur yang sudah meninggal dalam mimpinya meminta anak cucunya membakarkan uang kertas untuk dipakai?
Kepala Daerah:
Yang dimakan oleh Roh adalah HAWA, barang untuk sembahyang kenapa tidak dimakan, ditelan oleh Roh, karena Roh hanya menghisap HAWAnya, Roh di Alam Baka karena berdikari kerjanya capai atau setelah dihukum hawa rohaninya menjadi lemah, maka kembali ke dunia minta makanan atau uang kepada anak cucu mereka, maksudnya minta dicukupi hawa rohaninya, karena itu jika mau membakar uang kertas, emas, perak dan sebagainya tidak usah banyak-banyak, cukup sebagai tanda berbakti saja, sebab kita sendiri bisa hidup senang di dunia, kesenangannya ini tidak bisa dirasakan oleh leluhur kita, mengadakan sembahyang untuk menenangkan rohani yang meninggal, ini ada sebabnya, seperti HAWA HOKI, HAWA MENYESAKKAN, juga sama-sama hawa namun berbeda manfaatnya. Membakar uang kertas, emas, perak untuk membantu Rohani Roh memang ada penggunaannya, namun jangan banyak-banyak, ini namanya pemborosan juga, harus tahu Roh hanya menerima hawa itu, bukan digunakan untuk jual beli, di Alam Baka terdapat alat pembayaran yang lain, bukan didatangkan dari Alam Dunia.
Chi Hoet:
Uang kertas hanya bermanfaat bagi Roh-roh biasa, kalau banyak berbuat jasa amal kebaikan di masa kehidupan atau orang yang bertapa sehingga sempurna, setelah meninggal rohaninya (hawa kebaikan/hawa ajaran) menembus ke Langit, tidak perlu ditambah HAWA UANG BIASA, HAWA BIASA lagi, hal ini diharapkan para umat bisa mengetahuinya.
Yang Shen:
Benar apa yang dikatakan oleh Guru Chi Kung, kalau tidak bagaimana, produksi yang terdapat di dunia, mutu uang kertaspun banyak berbeda, setibanya di Bank Alam Baka, masih bisa dipakai atau tidak masih menjadi tanda tanya?
Chi Hoet:
Ha ha ha, pabrik yang berproduksi uang kertas Alam Baka memang banyak, hanya karena mau mencari untung besar, bahan-bahannya banyak dikurangi jika tidak memproduksikan uang Alam Baka yang benar-benar, setelah dibakar dan ditolak di Alam Baka, ini bisa celaka luh!
Yang Shen:
Roh yang terdapat di DAERAH PENDUDUK BIASA, apa bedanya dengan Roh berdosa.
Kepala Daerah:
Roh di Daerah Penduduk Biasa lebih bebas, tidak banyak ikatannya, namun jika mau ke Alam Dunia, harus minta izin, jika ketemu bulan Chit Gwee boleh bergiliran keluar, jika Roh dosa keadaannya berbeda, selain menerima hukuman setiap hari, terkecuali ketemu hari kematiannya atau ada urusan yang istimewa, maka tidak diizinkan untuk keluar, juga tidak ketemu bulan Chit Gwee, hanya bagi yang dosanya ringan, baru boleh keluar untuk bermain-main.
Yang Shen:
Oh, begitu.
Chi Hoet:
Mengharapkan manusia di dunia banyak sembahyang, mendengar ajaran yang benar, sehingga diriya bisa sadar, ketahuilah sesungguhnya tubuh ini hanyalah titipan di dunia yang penuh kepalsuan ini bisa insyaf, janganlah setelah meninggal masih mempunyai pikiran seperti waktu masih hidup, sehingga masuk ke Daerah Penduduk Biasa disini tetap melanjutkan pekerjaan yang dulu, ini apa artinya. Tidak bisa menyadari apa maksudnya kehidupan dan kematian itu Reinkarnasi berputar terus, kapan mau kembali ke tempat asalnya lagi, hari ini waktunya sudah habis, siap pulang.
Kepala Daerah:
Perintahkan para Pejabat berbaris mengantar tamu.
Yang Shen:
Terima kasih atas petunjuk kepala, kami permisi.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar