Selasa, 07 Mei 2013

BAB 40 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 40
MENGUNJUNGI NERAKA WERENG (HAMA PADI) DAN LINTAH
TAHUN 1977, CAP GWEE CHE KAUW













Chi Hoet:
Di dalam ruangan dan di luar Vihara Shen Shien baru selesai dicat, kelihatan bersih dan terang, para Dewa paling suka yang bersih dan para murid kalau ingin melihat Dewa maka harus membersihkan hati dan badan, kalau mata tertutup kotoran duniawi susah melihat pemandangan Alam Dewa. Siap mengelilingi Alam Baka. Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, hari ini Guru kelihatan senang, lagi girang ya?
Chi Hoet:
Datang ke Vihara tempat yang suci kini kelihatannya bersih, rasa pusingpun hilanglah sudah, maka saya jadi gembira.
Yang Shen:
Manusia suka bilang : Yang tidak kelihatan itulah kesucian, bagaimana pendapat Guru?
Chi Hoet:
Bagi Dewa Budha memang punya pendirian tersebut, namun lain lagi bagi manusia biasa, sudut yang tidak kelihatan justru paling kotor, berbuat kejahatan dalam kegelapan, dari mana perkataan kesucian itu.
Yang Shen:
Benar alasan Guru. Saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, cepat turun.
Yang Shen:
Kita sudah kemari, yang terlihat hanya prajurit Alam Baka sedang mengawal Roh dan tidak terdengar suara jeritan.
Chi Hoet:
Hari ini kita meninjau ke Neraka WERENG (HAMA PADI) dan LINTAH, hukuman disini yang dirasakan oleh Roh dosa hanya siksaan pelan-pelan, maka hanya terdengar suara rintihan, nanti kamu bisa menyaksikannya. Sudah dekat pintu Neraka, Pejabat dan Jendral sudah menanti kunjungan kita.
Yang Shen:
Salam jumpa Pejabat dan Jendral, hari ini saya dan Chi Hoet datang meninjau, mohon bantuannya.
Pejabat:
Harus, harus, Neraka ini termasuk wilayah Tingkat ke-Enam, kalian ke Alam Baka untuk mencari bahan keadaannya Neraka dan Neraka inipun bisa dicantumkan dalam buku, kamipun bangga rasanya, mari masuk.
Yang Shen:
Terima kasih atas peluang yang diberikan oleh Pejabat, oh Neraka ini terbuat dari kawat kecil-kecil, sangat luas, di dasarnya terbuat dari kawat kecil dan di bawahnya terdapat air kolam yang tidak mengalir, di atasnya lagipun beratapkan kawat-kawat kecil dan penuh duri besi yang kecil, manusia tidak bisa berdiri di dalam, hanya bisa maju merangkak, kalau mengangkat kepala maka kepala dan punggung belakang akan tertusuk duri besi itu. Para Roh tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa merintih, selain pakaiannya sudah robek dan badannya penuh binatang yang apa itu ya? Karena agak jauh dari sini, tidak dapat dilihat dengan jelas. Pejabat, binatang apa itu?
Pejabat:
Kedua macam makhluk itu, yang satu adalah wereng (hama padi). Yang satu lagi adalah lintah, mereka sedang menghisap darahnya, Roh dosa dan cairan otaknya.
Chi Hoet:
Mari kita maju ke depan sedikit, biar kamu dapat melihat dengan jelas.
Yang Shen:
Baik, ai ai di badan Roh dosa penuh lintah sedang menempel tidak terlepas dan kepalanya penuh wereng sedang makan apa?
Chi Hoet:
Lintah banyak hidup di kali, di kolam air, jika ditempelkan di badan, darah manusia akan terhisap habis. Wereng adalah hama padi, satu kelompok wereng datang padipun habis dimakan. Sekarang wereng sedang menghisap cairan Roh dosa.
Pejabat:
Karena wereng makanannya cairan putih di dalam padi, kini menjelma di Alam Baka untuk makan cairan otak manusia, sama-sama cairan yang putih.
Yang Shen:
Sungguh menakutkan, saya jadi lemas melihatnya.
Chi Hoet:
Tidak usah takut, kita berkeliling Alam Neraka karena tugas mengarang buku, saya menemani kamu, kamu harus berani.
Pejabat:
Kalian tunggu sebentar, saya akan panggil beberapa Roh untuk membicarakan dosanya.
Yang Shen:
Terima kasih, cepatlah sedikit dan bersihkan lintah yang menempel di badan Roh dosa, saya paling takut makhluk itu.
Pejabat:
Ya, ya, sebentar ya. Kedua macam binatang itu sudah saya hilangkan, Yang Shen tidak usah takut lagi, perintahkan dua Roh dosa untuk menceritakan dosa yang mereka lakukan sehingga dihukum disini, harap kalian kerja sama supaya bisa menyadarkan manusia di dunia.
Roh:
Waktu masih hidup saya bekerja sebagai seorang hakim untuk menentukan segala perkara, karena pernah menerima uang sogokan oleh terdakwa sehingga perkara itu tidak adil, menghilangkan citra keadilan sehingga terjadi banyak salah menghukum orang lain, seumur hidup kenyang menerima sogokan, walaupun pernah dengar "Jadi hakim harus adil, kalau tidak adil, Karma adalah pembalasannya". Namun saya balik berpikir di dunia punya kedudukan tinggi bisa mendapatkan banyak uang, peduli amat dengan kehidupan yang akan datang. Setelah meninggal dicerminkan semua perbuatan saya seperti nonton film, jelas terlihat oleh mata saya sendiri, selain saya dihukum di Neraka Kotoran Tanah Tinja dan Air Seni, diserahkan lagi ke Tingkat Enam. Kha Chen Wuang memaki saya sebagai hakim tahu hukum malahan menyalahgunakan hukum, sungguh berdosa maka harus dihukum juga ke Neraka Wereng dan Lintah. Setiap hari hanya bisa merangkak jalan dalam kurungan kawat berduri, kepala diserang, badan dihisap lintah, seluruh badan menjadi lemas tidak bertenaga, sungguh menderita.
Pejabat:
Tahu hukum malahan melanggar hukum, benar-benar keterlaluan, sebagai hakim harus belajar dari hakim Pau Chin Tian, tegas namun adil untuk menghukum penjahat di masyarakat, membebaskan orang yang tidak berdosa, ini sebenarnya kerjaan yang mulia, akan mendapat jasa kebaikan namun kalau sebaliknya menerima sogokan membebaskan yang salah, menghukum orang yang benar, setelah mati akan dihukum berat di Alam Baka, karena pembalasannya bisa melibatkan anak cucu, sudah banyak contoh di dunia, sejak dahulu kala sampai sekarang, pembalasan itu tetap ada. Roh kedua, kamu bicaralah.
Roh:
Karena badan saya tinggi dan besar, waktu masih hidup menjadi tukang pukul di daerah Kasino maupun di tempat pelacuran, bisa hidup senang menerima uang keamanan, tidak tahunya setelah mati dihukum Yiam Wong kemari, sungguh sengsara.
Pejabat:
Kamu masih punya dosa lain yang belum diceritakan, cepat ceritakan, mau dihukum lebih berat lagi?
Roh:
Baik, karena cukup senang hidup di masyarakat hitam, maka tidak usah kerja, kalau tidak punya uang sering memeras di toko-toko atau di restoran, begitulah kehidupan saya.
Chi Hoet:
Sudah tidak mau kerja yang benar masih mengandalkan badan untuk memeras orang lain, inilah akibatnya, harap manusia di dunia mencamkan baik-baik dan cepat insyaf. Waktu sudah tiba. Yang Shen siap untuk pulang.
Yang Shen:
Terima kasih Pejabat dan Jendral, kami mau permisi.
Pejabat:
Antarkan tamu.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar