Selasa, 07 Mei 2013

BAB 39 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA


BAB 39
MENGUNJUNGI NERAKA TELAN BOLA BESI BERDURI
TAHUN 1977, KAUW GWEE JI CAP SA












Chi Hoet:
Pintu Suci sunyi nan sepi, umat sudah tidak banyak, masih terdapat murid yang tidak benar, mereka hanya hidup dalam kepalsuan, mendengar ajaran masuk telinga kanan keluar telinga kiri, sudah melanggar PERATURAN Pintu Suci dirinya berkelakuan bejat, seolah-olah pelajaran kesucian sudah tidak berada lagi, maka ingatlah pepatah orang suci KELUARGA BERDERMA AKAN MENIKMATI JASA KEBAIKAN, ORANG YANG JAHAT PASTI ADA PEMBALASANNYA. Segala perbuatan manusia selalu diawasi oleh Langit, bagi umat yang tersesat, cepatlah insyaf. Hari ini berkeliling Alam Baka. Yang Shen siap naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap. Guru hari ini kelihatannya habis minum ya, berbicara sedang kesal.
Chi Hoet:
Mengetahui hati manusia hanya mencari kesenangan, makin rendah derajadnya manusia membuat saya kesal melihatnya, sehingga sayapun minum-minum.
Yang Shen:
Sungguh mulia hatinya Chi Hoet.
Chi Hoet:
Cepat naik ke Teratai, tertiup angin yang segar, sayapun sadar, mari kita berangkat. Sudah tiba, Yang Shen.
Yang Shen:
Di depan Pejabat dan Jendral sudah datang menyambut kita, salam jumpa Pejabat dan Jendral, hari ini saya dan Chi Hoet datang meninjau, harap banyak memberikan bantuan.
Pejabat:
Cepat bangun, Neraka ini dinamakan TELAN BOLA BESI BERDURI, termasuk wilayah Tingkat ke-Enam, kami sudah mendapat surat pemberitahuan dari Yiam Wong, mengetahui maksud kedatangan kalian sungguh mengagumkan.
Chi Hoet:
Tidak usah sungkan, Pejabat. Hari ini kami kemari harap banyak memberikan bantuan.
Pejabat:
Mari masuk biar bisa menyaksikan keadaan disini.
Yang Shen:
Kelihatan banyak Roh dosa dikurung dalam penjara, prajurit Alam Baka menggunakan trisula besi memaksa Roh dosa membuka mulut, kemudian memasukkan sebuah bola besi yang penuh duri ke dalam mulut, Roh dosa kesakitan sampai keluar air mata darahpun keluar dari dalam mulut, Roh hampir pingsan.
Chi Hoet:
Bola besi itu penuh duri tajam-tajam, mulut Roh dosa kuat, maka harus dipaksa buka menggunakan trisula besi, kemudian memasukkan bola besi itu, biar punya mulut bisa ngomong, mau menjerit tidak ada suara.
Yang Shen:
Hukuman ini juga sadis, manusia kalau tertelan tulang ikan sakitnya bukan main, apalagi sekarang dimasukkan bola besi yang penuh duri itu, wah benar-benar tidak bisa ngomong, saya mau tanya Pejabat, dosa apa yang mereka lakukan sehingga dihukum dengan cara demikian.
Pejabat:
Setiap manusia yang tidak mau kalah ngomong, menggunakan mulut untuk merayu dan menipu uang milik orang lain, suka minum obat terlarang, candu, heroin, madat dan lain-lain. Kalau bicara suka melukai perasaan orang lain, setelah mati Rohnya tidak bisa lepas dari hukuman telan bola besi berduri ini. Saya memanggil beberapa Roh dosa keluar biar mereka cerita.
Chi Hoet:
Mereka sudah tidak sadar, biar saya kipas mereka. Sudah sadar Jendral, cepat cabut bola besi berduri. Cepatlah cabut bola besi berduri itu, kalau tidak biar punya mulut mereka juga tidak bisa bicara.
Jendral:
Bola duri sudah dikeluarkan, silahkan Chi Hoet.
Chi Hoet:
Kalian dengarkan, saya Chi Hoet mengajak Yang Shen dari dunia mau wawancara dengan kalian, maka ceritanya harus jujur, kenapa kalian sampai dihukum kemari.
Roh:
Waktu saya masih hidup pandai berbicara, suara saya enak didengar, karena wajah saya cantik, setelah menikah masih banyak pria yang mengejar saya. Pada suatu hari, ada seorang pria memberanikan diri minta dikasihi, karena dia orang kaya maka saya berpura-pura bohong bahwa suami saya kurang perhatian sama saya, harap kamu bisa menolong saya, kemudian saya menyeleweng karena saya pintar bicara, kekayaannya habis saya manfaatkan, setelah itu saya berbalik mengatai dia, sehingga dia merasa terhina, tanpa pikir panjang dia bunuh diri, setelah mati Rohnya penasaran dan mengadu kepada Yiam Wong. Karena perbuatan saya, dia diizinkan untuk mengganggu saya sehingga kehidupan saya tidak tenang diganggu terus oleh Roh penasaran. Dia dihukum dengan dosa menganggu istri orang lain, saya dihukum beruntun dari Tingkat Pertama sampai Tingkat Enam, Kha Chen Wuang memaki saya bahwa mulut saya sungguh berdosa sehingga mencelakakan orang lain, harus dihukum lagi di Neraka Telan Bola Besi Berduri, setiap hari dipaksa menelan bola berduri, jadi sangat tersiksa.
Chi Hoet:
Kamu mengadakan janji palsu masih menyeleweng lagi, lidah dan mulutmu sungguh kejam, pantas kamu dihukum begini, Roh dosa kedua kamu ceritalah.
Roh:
Saya hidup di dunia sebagai gelandangan, suka mengisap ganja, minum obat terlarang, menyuntik diri, gunakan morfin, karena sudah kecanduan dan tidak punya uang untuk beli morfin dan obat perangsang, sehingga saya mencuri dan merampok. Setelah meninggal dihukum disini, sungguh sakit mulut saya, sudah tidak bisa menikmati lagi obat perangsang, namun tiap hari makan bola besi berduri, sungguh menyesalkan.
Pejabat:
Menghisap ganja dan morfin, disini hukumannya paling lama harus dihabiskan dulu semua racun obatnya baru boleh Reinkarnasi ke dunia. Hukuman disini tegas bagi orang yang menghisap ganja, obat yang dilarang pemerintah. Setelah mati Rohnya akan dihukum berat di Alam Baka, dan ada yang dimasukkan ke Neraka APHI, harap manusia yang mempunyai hobby ini cepat insyaf, jangan sampai terbius nyawa dan raga lagi.
Chi Hoet:
Roh ketiga, kamu cepat ceritakan dosa yang kamu lakukan di dunia?
Roh:
Karena saya banyak membaca buku sehingga banyak mengerti syai-syair, jadi sering bersilat lidah dengan teman dan saudara, karena yang dibicarakan banyak kata-kata kasar, saya mengejeknya dengan kata-kata suci yang terdapat di buku kitab suci. Setelah meninggal Yiam Wong berkata: Kamu bukannya memanfaatkan kata-kata suci untuk mengajar orang lain berbuat kebaikan malahan dipergunakan untuk bersilat lidah. Kamu sudah salah menggunakan mulutmu, mulutmu yang keras itu harus dihukum, lebih kerasnya bola besi atau mulutmu yang lebih kuat.
Chi Hoet:
Punya kebenaran bisa keliling dunia, kalau punya kesalahan selangkahpun sulit dijalankan, baik-baiklah kalau berbicara, contohnya habis membunuh orang malah berkata "nyawa dia yang harus mampus bukan saya yang mencelakakan dia", berbicara begini sudah salah karena itu harus dihukum juga, coba tanya Roh ke-4, Kenapa kamu dihukum disini.
Roh:
Waktu di dunia, karena terkumpul banyak uang dana, sayapun jadi serakah, kalau ada orang lain mempunyai keperluan penting atau sedang susah mau pinjam uang pada saya maka sayapun bungakan, bunga tambah bunga lagi bagi orang yang tidak kuat bayar, kalau tidak sanggup bayar, saya suruh tukang pukul mengancamnya, setelah mati Yiam Wong memaki saya punya uang bukannya membantu orang lain, malahan dibungakan yang tinggi seperti lintah mengisap darah orang, sungguh serakah makan uang kotor, harus dihukum makan bola besi berduri, biar merasakan sakit.
Pejabat:
Orang yang punya uang ada yang keras hatinya, serakah akan bunganya uang sehingga menjadi lintah darat, biarpun yang meminjam uang setuju dengan bunganya namun karena kerasnya hati itulah seperti suka makan besi juga, setelah mati biar dia merasakan kerasnya bola besi itu. Nasehatilah manusia, sendiri banyak kelebihan uang harus membantu orang lain yang lagi butuh, janganlah dikenakan bunga yang tinggi sehingga menindas orang, membantu orang lain adalah dasarnya kegembiraan, kenapa tidak dilakukan?
Chi Hoet:
Waktu sudah tiba. Yang Shen siap pulang, banyak terima kasih atas bantuan Pejabat dan Jendral, permisi.
Pejabat:
Antarkan tamu.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba, Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar