BAB 61
MENGUNJUNGI
KOLAM KOTORAN DARAH DAN GUNUNG TIMUR
TAHUN 1978, LAK GWEE JI CAP GO
Chi Hoet:
|
Telah banyak melewati jalanan di
Alam Baka, yang terlihat adalah Roh, setelah saya dilahirkan yang jadi saya
ini sebelumnya siapa? Kini sayapun lahir, siapa diriku ini? Kedua mata kini
suram, juga tidak tahu siapakah saya ini? Para umat bingung seperti murid
yang suka bolos dari sekolah, hanya membawa tas belajar dari rumah, namun
bermain di luar sekolah, setibanya waktu ujian, satu pertanyaan, tiga tidak
bisa menjawab, percuma dikirim ke sekolah oleh kedua orang tua, membesarkan
anak sampai pikun tidak tahu apa-apa, saya disini mengharap para umat di
seluruh dunia, sebagai manusia jadilah orang yang bertanggung jawab,
banyak-banyaklah berbuat kebaikan, jangan berbuat kucing-kucingan, berbuat
kejahatan, jangan sampai setelah meninggal menjadi setan yang kurang ajar,
karena waktu masih hidup kebiasaannya jalan di tempat gelap, kinipun jadi Roh
dosa yang jalannya merabah, maka celakalah dirinya. Hari ini siap mengelilingi
Alam Baka lagi, Yang Shen naik ke Teratai.
|
Yang Shen:
|
Siap, saya sudah duduk, silahkan
Guru berangkat.
|
Chi Hoet:
|
Sudah tiba, Yang Shen turun.
|
Yang Shen:
|
Hari ini kita tiba di tempat ini,
kenapa di depan hanya terlihat sebuah kolam besar, dilihat dari kejauhan
seperti di kolam banyak terapung bayangan orang dan terdengar suara yang
minta tolong, oh, rasanya saya sudah mencium bau yang amis.
|
Chi Hoet:
|
Di depan itulah KOLAM KOTORAN
DARAH, hari ini mengajak kamu kemari, kamu harus bersemangat, mari kita
menuju kesana.
|
Yang Shen:
|
Di jalanan terlihat banyak
prajurit Alam Baka sedang mengawal, jalan Roh dosa juga menuju ke kolam itu.
|
Chi Hoet:
|
Mereka akan dihukum ke kolam itu.
|
Yang Shen:
|
Bau amisnya semakin menyesakkan,
juga terdengar suara minta tolong yang begitu kencang, oh air di kolam ini
seperti kotoran darah, sungguh amis baunya.
|
Jendral Penjaga Kolam:
|
Selamat datang Chi Hoet dan Yang
Shen, kami sudah dapat pemberitahuan, bahwa kalian akan datang, silahkan
masuk menyaksikan.
|
Yang Shen:
|
Dari sini sudah cukup jelas
melihatnya, saya pikir tidak usah terlalu dekat ke kolam ini, harap Jendral
cukup ceritakan keadaan disini sajalah.
|
Jendral:
|
Ya, kolam ini dinamakan KOLAM
KOTORAN DARAH tempatnya di bawah jembatan NAI HO CHIAO (JEMBATAN TIDAK BISA
BERBUAT APA-APA), letaknya di ujung kali itu, Roh dosa setelah jatuh dari
atas jembatan NAI HO CHIAO ke dalam jurang ular beracun, dimakan, digigit
oleh ular sehingga darahpun terkumpul jadi kali darah dan mengalir ke dalam
kolam ini, yang dihukum disini adalah Roh yang berbuat dosa juga.
|
Yang Shen:
|
Coba Jendral jelaskan lagi.
|
Jendral:
|
Dewa tidak boleh dihina karena
kesuciannya, namun masih juga banyak orang memaki atau memaki orang tua
menggunakan bahasa yang kotor, mengadu domba karena iri hati, memfitnah orang
lain, semua termasuk hati pikiran yang kotor atau yang berbuat asusila
hubungan badan pada siang hari bolong, tidak takut sinar matahari, tidak
takut dilihat orang, sungguh kotor perbuatan tersebut, juga ada yang mencari
uang dengan menjual diri, berbicara bahasa yang kotor, karena terlalu banyak
melacur, kotoran rohaninya atau di mulutnya suka makan kotoran yang
anggapannya untuk kesehatan badan, karena terpengaruh pelajaran yang
menyesatkan atau sebagai manusia suka membunuh, mematikan nyawa kehidupan,
menghina atau mengotori tempat-tempat ibadah, setelah meninggal harus dihukum
dalam kolam ini.
|
Chi Hoet:
|
Ada yang mengatakan, wanita yang
sedang mengandung dan meninggal akan dimasukkan dalam kolam kotoran darah,
ini tidak benar, mengandung karena ciptaan Langit dan Bumi sudah meninggal
karena mengandung sudah kasihan nasibnya, mana ada alasannya dihukum ke Kolam
Kotoran Darah, maka kalau ada umat yang saudaranya meninggal karena
melahirkan haruslah banyak sembahyang, berbuat kebaikan atau banyak mencetak
buku amal, membagikan ke orang lain, supaya jasa amal kebaikan itu bisa
membantu dan menolongi hatinya yang penuh kaget dan tegang itu, sebab waktu
wanita yang mau melahirkan hatinya bimbang, bercampur takut dan sakit, kalau
sampai meninggal, maka rohaninya tidak tenang, karena itulah sebagai suami
atau saudaranya harus banyak berbuat amal, jasa kebaikan memohon Dewa Budha
bisa menolong.
|
Jendral:
|
Yang dikatakan Chi Hoet benar,
harap manusia camkanlah hal ini.
|
Chi Hoet:
|
Karena kami mau menuju ke tempat
lain, juga sudah tahu keadaannya KOLAM KOTORAN DARAH ini, kami permisi.
|
Yang Shen:
|
Terima kasih atas penjelasannya
Jendral.
|
Jendral:
|
Oh tidak apa. Kalau ada kekurangan
harap memaklumi.
|
Chi Hoet:
|
Yang Shen naik ke Teratai, siap ke
Istana Gunung Timur.
|
Yang Shen:
|
Saya sudah duduk, silahkan Guru
berangkat.
|
Chi Hoet:
|
ISTANA GUNUNG TIMUR sudah tiba,
Yang Shen turun.
|
Tun Ih Ta Tee (Penguasa Gunung
Timur):
|
Menyambut kedatangan Chi Hoet dan
Yang Shen, kalian berdua atas Titah mengarang buku hari ini baru tiba kemari,
kami sudah lama menanti.
|
Chi Hoet:
|
Karena kekuasaan Ta Tee yang
tinggi, maka saya mulai mengunjungi dari yang Tingkat Pertama, tingkat Ta Tee
diatur kebelakangan maksudnya "Dari Bawah ke Atas", harap Ta Tee
jangan menyalahkan.
|
Ta Tee:
|
Chi Hoet tidak usah sungkan, sudah
datang kemari saya sudah senang, Vihara Shen Shien di Tai Chung mengembangkan
ajaran-ajaran suci, banyak menerbitkan buku dan kitab kebaikan untuk
dibagikan, menasehati manusia, sudah banyak menolong manusia, saya banyak
berterima kasih atas atas perjuangan kalian, hari ini Yang Shen bisa ikut Chi
Hoet kemari, saya harus mengadakan perjamuan, silahkan masuk dan kalian
istirahat di dalam, kita ngobrol-ngobrol.
|
Yang Shen:
|
Terima kasih Ta Tee.
|
Ta Tee:
|
Kalian silahkan duduk. Jendral,
cepat sediakan jamuan untuk tamu.
|
Jendral:
|
Siap...sudah sediakan.
|
Ta Tee:
|
Kalian tidak usah sungkan,
silahkan coba.
|
Chi Hoet:
|
Terima kasih jamuannya Ta Tee.
|
Yang Shen:
|
Teh wangi buah manis, rasanya lain
daripada yang lain, bolehkah saya bawa pulang sebagain ke dunia?
|
Ta Tee:
|
Buah-buahan cukup makan disini,
paling enak.
|
Chi Hoet:
|
Yang Shen jangan serakah, pohon
buah di rumah kamu sudah banyak berbuah, yang penting rawatlah yang benar
sudah cukup buat kamu makan.
|
Ta Tee:
|
BUAH AJARAN baru bermanfaat, buah-buahan
yang berbentuk biar bisa dimakan, namun bisa busuk, kurang bermanfaat, kamu
mengerti?
|
Yang Shen:
|
Atas perkataan Guru dan Ta Tee,
saya menjadi sadar, sungguh malu, sungguh malu.
|
Chi Hoet:
|
Silahkan Ta Tee perkenalkan tugas
tingkatan ini.
|
Ta Tee:
|
Baiklah, Gunung Timur sebagai
GUNUNG TAI adalah gunung yang tertinggi dibanding keempat gunung tinggi yang
lain, juga bisa menembus ke sepuluh tingkat yang berada di Alam Baka, boleh
disebut bagian tersendiri yang penuh kekuasaan, seperti pengadilan yang
tertinggi yang terdapat di dunia. Tugas disini juga mengurus Roh yang
bergentayangan, mengatur memberikan tugas untuk setan maupun Pejabat Dewa
yang terdapat di dunia dan di Alam Baka. Karena tingkat ini boleh melapor
langsung ke Giok Tee, sehingga bisa memberikan perintah tugas, seperti Dewa
Gunung, Dewa Bumi, Dewa Perbatasan, termasuk dalam kekuasaan tingkat ini.
Kalau di Tingkat Sepuluh terdapat persoalan yang tidak bisa diatasi, maka
tugas perkara persoalan tersebut diserahkan disini, jadi kedudukan disini
masih di atas ke sepuluh tingkatan. Namun di atas Tingkat Gunung Timur masih
terdapat YIN MING CHIANG CHU (PENGUASA ALAM BAKA) yang mengatur urusan
pertolongan dan tugas saya mengawasi langsung keadaan Alam Baka,
masing-masing punya tugas sendiri.
|
Yang Shen:
|
Saya ada satu pertanyaan, mengapa
penjelasan Ta Tee tentang tugas tingkat ini mengurus Roh yang bergentayangan,
kenapa masih sering terdengar di dunia bahwa si anu pernah diganggu oleh
setan gentayangan, apakah hukum di Alam Baka juga terdapat pembocoran?
|
Ta Tee:
|
Hukum Langit tegas, longgar namun
tidak bocor. Hukum Bumi menyeramkan, biar ada kebocoran namun tidak akan
lama, benar apa yang dikatakan Yang Shen, memang di dunia masih terdapat
banyak Roh yang bergentayangan. Hukum Alam Baka biarpun tegas namun masih
punya pengampunan, diartikan BAGI ADIL LIHAT SUDUT PERKARANYA, karena banyak
Roh yang meninggal karena penasaran, atas aduannya maka keluhannya
ditanggapi, kemudian diberikan izin baginya mengadakan perhitungan, cuma
setibanya di dunia karena perasaannya tidak mau membeda-bedakan sehingga
ketemu siapapun diganggunya, tetapi kalau manusia itu memiliki rohani yang
kuat, atau tinggi ajaran agama yang dimilikinya maka Roh juga tidak berani
mendekatinya, jika Roh tidak mengikuti peraturan Hukum Alam Baka dan berbuat
macam-macam di dunia, jika ketahuan akan ditangkap oleh Dewa yang berada di
dunia atau petugas patroli sampai waktunya itupun Roh tidak bisa berbuat
apa-apa sehingga ditangkap, dibawa pulang ke Alam Baka dan dihukum, karena
Dewa juga tidak tega atas nasibnya Roh yang mati penasaran, sehingga
diberikan kebebasan untuk mengadakan pembalasan, hal demikian seperti
terhukum yang sudah bebas atau keluar dari penjara di Alam Dunia, ada yang
tidak bertobat atas kesalahannya, malah kini lebih buas setelah keluar dari
penjara, maka ada manusia yang diganggu oleh setan gentayangan, di dunia sama
seperti hal ini.
|
Yang Shen:
|
Benar yang dikatakan oleh Ta Tee.
|
Chi Hoet:
|
Terima kasih atas penjelasannya Ta
Tee, waktu sudah tiba, kami mau permisi.
|
Ta Tee:
|
Sungguh merepotkan kalian, semoga
buku Berkeliling di Alam Baka cepat selesai, bisa menolongi para umat
sehingga jasa kebaikan ini terlaksana. Perintahkan Pejabat berbaris mengantar
tamu.
|
Yang Shen:
|
Terima kasih Ta Tee dan Pejabat
Dewa, kami mau permisi. Saya sudah duduk. Silahkan Guru berangkat.
|
Chi Hoet:
|
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang
Shen turun, Roh kembali ke badan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar