Selasa, 07 Mei 2013

BAB 61 KITAB BERKELILING KE ALAM NERAKA



BAB 61
MENGUNJUNGI KOLAM KOTORAN DARAH DAN GUNUNG TIMUR
TAHUN 1978, LAK GWEE JI CAP GO


Chi Hoet:
Telah banyak melewati jalanan di Alam Baka, yang terlihat adalah Roh, setelah saya dilahirkan yang jadi saya ini sebelumnya siapa? Kini sayapun lahir, siapa diriku ini? Kedua mata kini suram, juga tidak tahu siapakah saya ini? Para umat bingung seperti murid yang suka bolos dari sekolah, hanya membawa tas belajar dari rumah, namun bermain di luar sekolah, setibanya waktu ujian, satu pertanyaan, tiga tidak bisa menjawab, percuma dikirim ke sekolah oleh kedua orang tua, membesarkan anak sampai pikun tidak tahu apa-apa, saya disini mengharap para umat di seluruh dunia, sebagai manusia jadilah orang yang bertanggung jawab, banyak-banyaklah berbuat kebaikan, jangan berbuat kucing-kucingan, berbuat kejahatan, jangan sampai setelah meninggal menjadi setan yang kurang ajar, karena waktu masih hidup kebiasaannya jalan di tempat gelap, kinipun jadi Roh dosa yang jalannya merabah, maka celakalah dirinya. Hari ini siap mengelilingi Alam Baka lagi, Yang Shen naik ke Teratai.
Yang Shen:
Siap, saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Sudah tiba, Yang Shen turun.
Yang Shen:
Hari ini kita tiba di tempat ini, kenapa di depan hanya terlihat sebuah kolam besar, dilihat dari kejauhan seperti di kolam banyak terapung bayangan orang dan terdengar suara yang minta tolong, oh, rasanya saya sudah mencium bau yang amis.
Chi Hoet:
Di depan itulah KOLAM KOTORAN DARAH, hari ini mengajak kamu kemari, kamu harus bersemangat, mari kita menuju kesana.
Yang Shen:
Di jalanan terlihat banyak prajurit Alam Baka sedang mengawal, jalan Roh dosa juga menuju ke kolam itu.
Chi Hoet:
Mereka akan dihukum ke kolam itu.
Yang Shen:
Bau amisnya semakin menyesakkan, juga terdengar suara minta tolong yang begitu kencang, oh air di kolam ini seperti kotoran darah, sungguh amis baunya.
Jendral Penjaga Kolam:
Selamat datang Chi Hoet dan Yang Shen, kami sudah dapat pemberitahuan, bahwa kalian akan datang, silahkan masuk menyaksikan.
Yang Shen:
Dari sini sudah cukup jelas melihatnya, saya pikir tidak usah terlalu dekat ke kolam ini, harap Jendral cukup ceritakan keadaan disini sajalah.
Jendral:
Ya, kolam ini dinamakan KOLAM KOTORAN DARAH tempatnya di bawah jembatan NAI HO CHIAO (JEMBATAN TIDAK BISA BERBUAT APA-APA), letaknya di ujung kali itu, Roh dosa setelah jatuh dari atas jembatan NAI HO CHIAO ke dalam jurang ular beracun, dimakan, digigit oleh ular sehingga darahpun terkumpul jadi kali darah dan mengalir ke dalam kolam ini, yang dihukum disini adalah Roh yang berbuat dosa juga.
Yang Shen:
Coba Jendral jelaskan lagi.
Jendral:
Dewa tidak boleh dihina karena kesuciannya, namun masih juga banyak orang memaki atau memaki orang tua menggunakan bahasa yang kotor, mengadu domba karena iri hati, memfitnah orang lain, semua termasuk hati pikiran yang kotor atau yang berbuat asusila hubungan badan pada siang hari bolong, tidak takut sinar matahari, tidak takut dilihat orang, sungguh kotor perbuatan tersebut, juga ada yang mencari uang dengan menjual diri, berbicara bahasa yang kotor, karena terlalu banyak melacur, kotoran rohaninya atau di mulutnya suka makan kotoran yang anggapannya untuk kesehatan badan, karena terpengaruh pelajaran yang menyesatkan atau sebagai manusia suka membunuh, mematikan nyawa kehidupan, menghina atau mengotori tempat-tempat ibadah, setelah meninggal harus dihukum dalam kolam ini.
Chi Hoet:
Ada yang mengatakan, wanita yang sedang mengandung dan meninggal akan dimasukkan dalam kolam kotoran darah, ini tidak benar, mengandung karena ciptaan Langit dan Bumi sudah meninggal karena mengandung sudah kasihan nasibnya, mana ada alasannya dihukum ke Kolam Kotoran Darah, maka kalau ada umat yang saudaranya meninggal karena melahirkan haruslah banyak sembahyang, berbuat kebaikan atau banyak mencetak buku amal, membagikan ke orang lain, supaya jasa amal kebaikan itu bisa membantu dan menolongi hatinya yang penuh kaget dan tegang itu, sebab waktu wanita yang mau melahirkan hatinya bimbang, bercampur takut dan sakit, kalau sampai meninggal, maka rohaninya tidak tenang, karena itulah sebagai suami atau saudaranya harus banyak berbuat amal, jasa kebaikan memohon Dewa Budha bisa menolong.
Jendral:
Yang dikatakan Chi Hoet benar, harap manusia camkanlah hal ini.
Chi Hoet:
Karena kami mau menuju ke tempat lain, juga sudah tahu keadaannya KOLAM KOTORAN DARAH ini, kami permisi.
Yang Shen:
Terima kasih atas penjelasannya Jendral.
Jendral:
Oh tidak apa. Kalau ada kekurangan harap memaklumi.
Chi Hoet:
Yang Shen naik ke Teratai, siap ke Istana Gunung Timur.
Yang Shen:
Saya sudah duduk, silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
ISTANA GUNUNG TIMUR sudah tiba, Yang Shen turun.
Tun Ih Ta Tee (Penguasa Gunung Timur):
Menyambut kedatangan Chi Hoet dan Yang Shen, kalian berdua atas Titah mengarang buku hari ini baru tiba kemari, kami sudah lama menanti.
Chi Hoet:
Karena kekuasaan Ta Tee yang tinggi, maka saya mulai mengunjungi dari yang Tingkat Pertama, tingkat Ta Tee diatur kebelakangan maksudnya "Dari Bawah ke Atas", harap Ta Tee jangan menyalahkan.
Ta Tee:
Chi Hoet tidak usah sungkan, sudah datang kemari saya sudah senang, Vihara Shen Shien di Tai Chung mengembangkan ajaran-ajaran suci, banyak menerbitkan buku dan kitab kebaikan untuk dibagikan, menasehati manusia, sudah banyak menolong manusia, saya banyak berterima kasih atas atas perjuangan kalian, hari ini Yang Shen bisa ikut Chi Hoet kemari, saya harus mengadakan perjamuan, silahkan masuk dan kalian istirahat di dalam, kita ngobrol-ngobrol.
Yang Shen:
Terima kasih Ta Tee.
Ta Tee:
Kalian silahkan duduk. Jendral, cepat sediakan jamuan untuk tamu.
Jendral:
Siap...sudah sediakan.
Ta Tee:
Kalian tidak usah sungkan, silahkan coba.
Chi Hoet:
Terima kasih jamuannya Ta Tee.
Yang Shen:
Teh wangi buah manis, rasanya lain daripada yang lain, bolehkah saya bawa pulang sebagain ke dunia?
Ta Tee:
Buah-buahan cukup makan disini, paling enak.
Chi Hoet:
Yang Shen jangan serakah, pohon buah di rumah kamu sudah banyak berbuah, yang penting rawatlah yang benar sudah cukup buat kamu makan.
Ta Tee:
BUAH AJARAN baru bermanfaat, buah-buahan yang berbentuk biar bisa dimakan, namun bisa busuk, kurang bermanfaat, kamu mengerti?
Yang Shen:
Atas perkataan Guru dan Ta Tee, saya menjadi sadar, sungguh malu, sungguh malu.
Chi Hoet:
Silahkan Ta Tee perkenalkan tugas tingkatan ini.
Ta Tee:
Baiklah, Gunung Timur sebagai GUNUNG TAI adalah gunung yang tertinggi dibanding keempat gunung tinggi yang lain, juga bisa menembus ke sepuluh tingkat yang berada di Alam Baka, boleh disebut bagian tersendiri yang penuh kekuasaan, seperti pengadilan yang tertinggi yang terdapat di dunia. Tugas disini juga mengurus Roh yang bergentayangan, mengatur memberikan tugas untuk setan maupun Pejabat Dewa yang terdapat di dunia dan di Alam Baka. Karena tingkat ini boleh melapor langsung ke Giok Tee, sehingga bisa memberikan perintah tugas, seperti Dewa Gunung, Dewa Bumi, Dewa Perbatasan, termasuk dalam kekuasaan tingkat ini. Kalau di Tingkat Sepuluh terdapat persoalan yang tidak bisa diatasi, maka tugas perkara persoalan tersebut diserahkan disini, jadi kedudukan disini masih di atas ke sepuluh tingkatan. Namun di atas Tingkat Gunung Timur masih terdapat YIN MING CHIANG CHU (PENGUASA ALAM BAKA) yang mengatur urusan pertolongan dan tugas saya mengawasi langsung keadaan Alam Baka, masing-masing punya tugas sendiri.
Yang Shen:
Saya ada satu pertanyaan, mengapa penjelasan Ta Tee tentang tugas tingkat ini mengurus Roh yang bergentayangan, kenapa masih sering terdengar di dunia bahwa si anu pernah diganggu oleh setan gentayangan, apakah hukum di Alam Baka juga terdapat pembocoran?
Ta Tee:
Hukum Langit tegas, longgar namun tidak bocor. Hukum Bumi menyeramkan, biar ada kebocoran namun tidak akan lama, benar apa yang dikatakan Yang Shen, memang di dunia masih terdapat banyak Roh yang bergentayangan. Hukum Alam Baka biarpun tegas namun masih punya pengampunan, diartikan BAGI ADIL LIHAT SUDUT PERKARANYA, karena banyak Roh yang meninggal karena penasaran, atas aduannya maka keluhannya ditanggapi, kemudian diberikan izin baginya mengadakan perhitungan, cuma setibanya di dunia karena perasaannya tidak mau membeda-bedakan sehingga ketemu siapapun diganggunya, tetapi kalau manusia itu memiliki rohani yang kuat, atau tinggi ajaran agama yang dimilikinya maka Roh juga tidak berani mendekatinya, jika Roh tidak mengikuti peraturan Hukum Alam Baka dan berbuat macam-macam di dunia, jika ketahuan akan ditangkap oleh Dewa yang berada di dunia atau petugas patroli sampai waktunya itupun Roh tidak bisa berbuat apa-apa sehingga ditangkap, dibawa pulang ke Alam Baka dan dihukum, karena Dewa juga tidak tega atas nasibnya Roh yang mati penasaran, sehingga diberikan kebebasan untuk mengadakan pembalasan, hal demikian seperti terhukum yang sudah bebas atau keluar dari penjara di Alam Dunia, ada yang tidak bertobat atas kesalahannya, malah kini lebih buas setelah keluar dari penjara, maka ada manusia yang diganggu oleh setan gentayangan, di dunia sama seperti hal ini.
Yang Shen:
Benar yang dikatakan oleh Ta Tee.
Chi Hoet:
Terima kasih atas penjelasannya Ta Tee, waktu sudah tiba, kami mau permisi.
Ta Tee:
Sungguh merepotkan kalian, semoga buku Berkeliling di Alam Baka cepat selesai, bisa menolongi para umat sehingga jasa kebaikan ini terlaksana. Perintahkan Pejabat berbaris mengantar tamu.
Yang Shen:
Terima kasih Ta Tee dan Pejabat Dewa, kami mau permisi. Saya sudah duduk. Silahkan Guru berangkat.
Chi Hoet:
Vihara Shen Shien sudah tiba. Yang Shen turun, Roh kembali ke badan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar